Untuk mengejar itu, Sahabir bahkan harus melalui plengsengan setinggi 1,5 meter hingga badannya terjatuh dan berguling di aspal.
"Saya panik, lari. Ini tinggi ini tidak terasa saya lompat, berguling saya, tidak terasa sudah, panik. KA sudah mau masuk Banyuwangi Kota, mau lepas, saya dengan waktu segitu saya harus semboyan tiga," kata Sahabir.
Baca juga: Puluhan Pohon Tumbang akibat Angin Kencang di Banyuwangi
Vice President PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 9 Jember, Broer Rizal mengatakan, jumlah kecelakaan kereta per tahun di wilayahnya fluktuatif.
Tahun ini ada 10 kejadian kecelakaan yang disebutnya lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya.
Korban tidak sampai terdampak fatal. Mereka hanya mengalami luka ringan.
Broer mengatakan, kebanyakan kecelakaan terjadi di perlintasan tanpa pintu. Ada juga kejadian kecelakaan yang justru disebabkan oleh pengendara yang menerobos palang pintu.
"Kalau data kami dari tahun ke tahun fluktuatif ya. Ada yang naik dan ada yang turun. Tapi untuk tahun yang ini lebih sedikit daripada tahun kemarin," kata Broer, Sabtu.
Baca juga: Ratusan Benda Diduga Granat Ditemukan Pencari Koin Kuno di Banyuwangi
Dia menjelaskan, dari 378 perlintasan di wilayahnya, yakni dari Kabupaten Pasuruan hingga Banyuwangi, ada 70 perlintasan yang tidak dilengkapi dengan palang pintu.