Sehingga, dirinya menjual makanan pendamping seperti gorengan untuk mendapat sedikit keuntungan.
“Kalau kami berjualan soto semangkuk harga Rp 1.000 hanya balik modal saja alias impas. Keuntungannya dari hasil jual gorengan, sundukan, dan minuman. Omzet kotor dalam sehari berkisar Rp 400.000 hingga Rp 450.000,” ujar Sugianto.
Ternyata, soto buatan kakak adik itu hanya digemari karena harga yang murah. Bagi pelanggan, rasa soto buatan Sugianto dan Agus enak.
Salah satu pelanggan, Kasman tertarik membeli soto itu setelah mendengar cerita dari temannya.
“Setelah saya buktikan memang benar-benar murah. Keberadaan warung soto ini memang cocok untuk masyarakat kecil yang kesusahan di masa pandemi saat ini,” ujar Kasman yang tinggal di Jalan Bali, Kota Madiun.
Berbekal uang Rp 3.000, Kasman mendapat menu sarapan yang terbilang lengkap. Padahal, kalau di warung lain, uang itu hanya bisa digunakan untuk membayar satu gelas teh hangat.
(KOMPAS.com - Penulis: Muhlis Al Alawi | Editor: Robertus Belarminus)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.