Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendopo Kawedanan Besuki Situbondo Direvitalisasi dan Akan Ada Museum

Kompas.com, 21 Desember 2024, 09:44 WIB
Ridho Abdullah Akbar,
Farid Assifa

Tim Redaksi

SITUBONDO, KOMPAS.com - Bupati Situbondo terpilih, Yusuf Rio Wahyu Proyogo, berencana untuk merevitalisasi Pendopo Kawedanan Besuki di Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur.

Pendopo ini, yang memiliki sejarah sebagai pusat administrasi dan bisnis pada era Hindia Belanda, dinilai perlu dibangun ulang meskipun secara fisik bangunan belum banyak berubah.

"Saya akan aktivasi Pendopo Kawedanan Besuki yang sangat megah dan selama ini tidak terurus. Saya akan tinggal di dua tempat, yaitu Pendopo Situbondo dan Pendopo Kawedanan Besuki," ujar Yusuf saat dihubungi Kompas.com melalui telepon pada Jumat (20/12/2024).

Yusuf menekankan bahwa Pendopo Kawedanan Besuki tidak kalah megah dibandingkan dengan Pendopo Situbondo.

Baca juga: Soal Wacana Pilkada Lewat DPRD, Bupati Situbondo Terpilih Sebut Bagian dari Demokrasi

Ia juga menyoroti pentingnya nilai sejarah yang dimiliki pendopo tersebut sebagai salah satu alasan di balik revitalisasi ini.

"Kalau jadi aktivasi nanti akan kami beri nama Pendopo Patealos, mengacu pada tokoh pertama yang membabat tanah Karasidenan Besuki," tambahnya.

Bupati terpilih dalam Pilkada 2024 ini juga berencana membuka museum sebagai bagian dari pengembangan wisata sejarah.

Hal ini bertujuan agar generasi penerus memahami dan mengetahui bahwa Besuki pernah menjadi pusat pemerintahan yang meliputi wilayah Banyuwangi, Jember, dan Bondowoso.

"Saya mau bikin museum sebagai wisata sejarah di sana (Besuki), salah satunya memuat situs-situs tempat tinggal Raja Patealos," ungkapnya.

Tanggapan Pemerhati Sejarah

Rencana ini disambut positif oleh pemerhati sejarah Situbondo, Irwan Kurniadi.

Ia menilai keinginan Yusuf untuk menghidupkan kembali sejarah Besuki harus disambut secara terbuka, mengingat daerah ini memiliki era kejayaan yang signifikan pada zaman Hindia Belanda.

"Yang pasti keinginan seperti itu kami memandang positif, semacam menghidupkan kembali memori kolektif, bagaimana Besuki tidak hanya menjadi kabupaten, tetapi juga karasidenan yang membawahi Banyuwangi, Jember, dan Bondowoso," katanya.

Irwan menambahkan bahwa rencana revitalisasi ini dapat menjadi semangat untuk mengulang kejayaan masa lalu dan perlu didukung bersama sebagai langkah kemajuan.

Ia juga mengingatkan bahwa revitalisasi harus dilakukan dengan memperhatikan kaidah landscape cagar budaya.

"Kami sangat respek, itu sesuatu yang kami dukung, dengan catatan revitalisasi itu harus sesuai dengan kaidah lanskap cagar budaya. Saya rasa akan maksimal jika bupati terpilih berkoordinasi dengan tim cagar budaya, tim pemugaran, dan tim zonasi cagar budaya," jelasnya.

Baca juga: Empat Pemuda di Situbondo Ditebas dengan Pedang, Satu Korban Harus Operasi Bibir

Lebih lanjut, Irwan mengkritik beberapa pembangunan di era kepemimpinan Bupati Situbondo sebelumnya yang dianggap tidak sesuai dengan landscape cagar budaya Karasidenan Besuki.

"Contohnya di depan Alun-Alun Besuki, di situ ada gapura sebelah selatan yang terhalang gapura baru, sehingga mengganggu landscape budaya. Itu sangat disayangkan," tutupnya.

Dengan upaya revitalisasi ini, diharapkan Pendopo Kawedanan Besuki dapat kembali menjadi simbol kejayaan dan sejarah yang dapat dinikmati oleh masyarakat serta generasi mendatang.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau