Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Empat Pemuda di Situbondo Ditebas dengan Pedang, Satu Korban Harus Operasi Bibir

Kompas.com, 17 Desember 2024, 15:49 WIB
Ridho Abdullah Akbar,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Polres Situbondo Polda Jawa Timur mengamankan seorang pelaku penganiayaan menggunakan pedang, Adrian Candra (21), warga Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo, Senin (16/12/2024).

Kapolsek Bungatan, Iptu Liskurahman, menjelaskan bahwa peristiwa tersebut terjadi di Jalan Nasional Dusun Pecaron, Desa Pasir Putih, Kecamatan Bungatan, saat berlangsungnya perjudian balap lari.

Dalam insiden ini, empat orang menjadi korban penganiayaan, yaitu Syaiful Bahri (36), Adi Sutirno (23), Dewa (18) dan Hartono (28), yang mengalami luka akibat tebasan senjata tajam.

Baca juga: Anak Bunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus Pakai Senjata Tajam

"Satu pelaku kami amankan, dan satu orang lagi sebagai saksi. Saat diinterogasi, pelaku mengaku membacok dua orang, namun kenyataannya ada empat orang yang menjadi korban," ungkap Iptu Liskurahman pada Selasa (17/12/2024).

Dia menambahkan bahwa keempat korban mengalami luka-luka di berbagai bagian tubuh, termasuk kepala belakang, lengan kanan, lengan kiri dan bibir.

"Yang paling parah adalah Syaiful yang mengalami luka di bibir atas dan bawah. Saat ini dia dirawat di rumah sakit dan harus menjalani operasi, sedangkan tiga korban lainnya mendapatkan perawatan jalan," lanjutnya.

Pihak kepolisian berhasil mengamankan barang bukti berupa satu pedang ukuran pendek dan pakaian pelaku.

Saksi dalam kejadian tersebut adalah rekan pelaku yang hadir saat peristiwa berlangsung.

Baca juga: Tawuran di Yogyakarta, Pelaku Angkut Senjata Tajam dengan Mobil

"Barang bukti yang disita adalah pedang ukuran pendek," kata Iptu Liskurahman.

Kronologi kejadian berawal dari perjudian balap lari antara puluhan pemuda asal Kelurahan Patokan dan Kecamatan Besuki.

Mereka biasanya melakukan taruhan balap lari di daerah Situbondo Kota, namun untuk menghindari patroli polisi, mereka mencari lokasi yang sepi.

"Puluhan pemuda yang terlibat taruhan balap lari itu berasal dari Kelurahan Patokan dan Besuki. Salah satu pihak yang kalah tidak terima, sehingga terjadi keributan," ujarnya.

Dari hasil penyelidikan, pihak kepolisian menemukan bahwa pelaku melakukan aksinya dalam keadaan dipengaruhi minuman keras.

Baca juga: Pria di Bogor Acungkan Senjata Tajam, Diduga Tak Terima Diklakson

Sementara itu, keempat korban adalah warga setempat yang hanya menyaksikan balap lari dan berusaha melerai keributan, namun justru menjadi korban penganiayaan.

"Para korban ini bukan orang Patokan atau Besuki, melainkan warga setempat yang melihat dan mencoba melerai kekisruhan," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau