KOMPAS.com - Penghuni Rusunawa Gunungsari, Surabaya, masih tinggal di area pendopo setelah unitnya dikosongkan Kamis (16/5/2024). Sejumlah anak mulai menderita sakit usai terkena angin malam.
Salah satu warga Rusunawa Gunungsari, Bayu Kuntoro Mukti mengatakan, total ada sebanyak 27 kartu keluarga (KK) yang hingga sekarang memutuskan tinggal di area pendopo tersebut.
"Masih bertahan 27 KK, yang lain sudah kos daerah sini. Tidak ada biaya, makanya tinggal di pendopo sama lorong rusun," kata Bayu, ketika dikonfirmasi melalui telepon, Selasa (21/5/2024).
Baca juga: Pemprov Jatim soal Pengosongan Rusunawa Gunungsari Surabaya: Penghuni Tak Mau Bayar Sewa
Sedangkan, beberapa barang milik para penghuni yang terusir dari unitnya tersebut, sudah dibawa anggota Satpol PP Provinsi Jawa Timur (Jatim) ke Rusunawa Gununganyar.
"Sudah dibawa Satpol PP di Rusun Gununganyar. Kemarin kami ganti baju enggak ada makanya banyak yang donasi baju layak, dari warga setempat dan teman-teman pasar yang bantu," jelasnya.
Para penghuni rusunawa tersebut mendapatkan bantuan makanan dan alat memasak dari warga. Di sisi lain, mereka memanfaatkan toilet umum yang ada di sekitar lokasi.
"Kalau makan ada dapur umum, kami dibantu warga yang tidak terdampak, dipinjami kompor dan gas. Ada yang mandi di warga dan WC umum, ada dua mandi, (lokasinya) tetap di rusun," ujarnya.
Baca juga: Diusir dari Rusunawa Gunungsari Surabaya, Warga Terancam Tak Punya Tempat Tinggal
Lebih lanjut, kata dia, ada tiga orang anak di bawah umur yang mengalami sakit batuk hingga demam.
Hal tersebut karena mereka terkena angin ketika tidur di pendopo yang ruanganya terbuka.
"Banyak yang kena angin malam, demam, masuk angin, meriang, (kisaran umur) empat sampai sembilan tahun. Kami minta bantuan ke warga kayak Bodrexin, dikompres, gitu saja, sementara," ucapnya.
Bayu mengungkapkan, pihaknya berharap Pemerintah Provinsi Jatim memberikan keringanan yakni mengembalikan mereka ke unit masing-masing dan membayar dengan cara mencicil.
"Teman-teman (Rusunawa Gunungsari) banyak yang enggak ada kendaraan, kalau (pindah) jauh malah kesulitan, pekerjaanya dan pendidikan anak," katanya.
Diberitakan sebelumnya, pengosongan 43 unit di Rusunawa Gunungsari, Surabaya, Kamis (16/5/2024), diwarnai aksi saling dorong antara anggota Satpol PP dan warga, hingga sebabkan satu anak terluka.
Baca juga: Pengakuan Warga yang Terusir dari Rusunawa Gunungsari Surabaya: Nunggak 2 Tahun dan Tak Boleh Nyicil
Peristiwa tersebut bermula ketika ratusan anggota Satpol PP Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim), berencana mengosongkan 43 unit di rusunawa, sekitar pukul 08.00 WIB.
"Penggusuran karena adanya tunggakan uang sewa yang nilainya berkisar Rp 6 juta sampai Rp 8 juta per unit," kata juru bicara warga rusunawa, Nuruddin Hidayat, ketika ditemui di sekitar lokasi.