SURABAYA, KOMPAS.com - Pakar politik Universitas Airlangga (Unair) menilai perbedaan strategi politik mempengaruhi angka elektabilitas sejumlah calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres).
Untuk diketahui, berdasarkan survei Litbang "Kompas" yang dilakukan 29 November sampai 4 Desember 2023, elektabilitas Prabowo-Gibran sebanyak 39,3 persen.
Kemudian elektabilitas pasangan nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar di angka 16,7 persen. Sedangkan pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD 15,3 persen.
Baca juga: Migrasi Pendukung Jokowi Dinilai Sebabkan Elektabilitas Gerindra Teratas dan PDI-P Turun
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unair Surabaya, Fahrul Muzaqqi mengatakan, pasangan Prabowo-Gibran lebih jeli melihat peluang dari pemilih generasi Milenial dan Gen Z.
"Para pemilih (Milenial dan Gen Z) lebih menyukai gimik, harus diakui seperti itu, menampilkan ekspresi ringan dan tidak emosional," kata Fahrul, ketika dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (12/12/2023).
Sedangkan menurutnya, Ganjar-Mahfud dan tim masih menggunakan strategi politik yang menyerang atau oposisi.
"Terkait mengenai masa lalu Prabowo yang kontroversional, terus cacat etik proses pencalonan Gibran, atau politik dinasti ternyata tidak begitu efektif menggaet pemilih Gen Z dan Milenial," jelas dia.
Baca juga: Anjloknya Elektabilitas Ganjar dan Melejitnya Prabowo di Survei Litbang Kompas
Sedangkan, para pemilih yang melihat capres dan cawapres dari sisi visi misi yang kuat, memihak ke pasangan Anis Baswedan-Cak Imin.
Menurutnya, selama ini keduanya fokus untuk mengolah hal itu menjadi menarik.
Berdasarkan survei litbang "Kompas", undecided voters atau pemilih yang masih belum menentukan pilihahnya, saat ini cukup besar, yakni 28,7 persen.
Oleh karena itu, kata Fahrul, para capres dan cawapres bisa memanfaatkanya untuk menambah angka pemilih. Sebab, mereka masih dalam posisi mencari pemimpin yang cocok.
"Gen Z dan Milenial itu cerdas, tapi sisi lemahnya itu mental. Selain itu literasi politik mereka masih pemula, mereka juga mencari-cari dan mempertimbangkan," ucapnya.
Baca juga: Survei Litbang Kompas: Elektabilitas Gerindra Naik di Posisi Teratas, PDI-P Turun
"Semakin mendekati hari H, informasi mereka akan cukup, jadi yang masih bingung akan berkurang. Apakah ke Ganjar, Prabowo, atau Anis, itu yang harus dicermati oleh kandidat," tambahnya.
Selain itu, Fahrul optimistis pada Piplres 2024, angka golongan putih (golput) atau tak memilih akan sedikit. Sebab, generasi saat ini terlihat lebih mengikuti politik daripada generasi sebelumya.
"Golput kayanya generasi sekarang kurang tertarik, saya membaca di 2019, banyak ahli, akademisi yang skeptis bahkan apatis, tapi malah tinggi. Golput itu sepertinya pilihan kesekian," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.