Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Politik Unair Sebut Perbedaan Strategi Politik Prabowo dan Ganjar Pengaruhi Elektabilitas

Kompas.com - 12/12/2023, 17:05 WIB
Andhi Dwi Setiawan,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Pakar politik Universitas Airlangga (Unair) menilai perbedaan strategi politik mempengaruhi angka elektabilitas sejumlah calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres).

Untuk diketahui, berdasarkan survei Litbang "Kompas" yang dilakukan 29 November sampai 4 Desember 2023, elektabilitas Prabowo-Gibran sebanyak 39,3 persen.

Kemudian elektabilitas pasangan nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar di angka 16,7 persen. Sedangkan pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD 15,3 persen.

Baca juga: Migrasi Pendukung Jokowi Dinilai Sebabkan Elektabilitas Gerindra Teratas dan PDI-P Turun

Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unair Surabaya, Fahrul Muzaqqi mengatakan, pasangan Prabowo-Gibran lebih jeli melihat peluang dari pemilih generasi Milenial dan Gen Z.

"Para pemilih (Milenial dan Gen Z) lebih menyukai gimik, harus diakui seperti itu, menampilkan ekspresi ringan dan tidak emosional," kata Fahrul, ketika dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (12/12/2023).

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Elektabilitas PSI Naik Jadi 2,6 Persen, Tertinggi di Antara Parpol Non-parlemen

Sedangkan menurutnya, Ganjar-Mahfud dan tim masih menggunakan strategi politik yang menyerang atau oposisi.

"Terkait mengenai masa lalu Prabowo yang kontroversional, terus cacat etik proses pencalonan Gibran, atau politik dinasti ternyata tidak begitu efektif menggaet pemilih Gen Z dan Milenial," jelas dia.

Baca juga: Anjloknya Elektabilitas Ganjar dan Melejitnya Prabowo di Survei Litbang Kompas

Sedangkan, para pemilih yang melihat capres dan cawapres dari sisi visi misi yang kuat, memihak ke pasangan Anis Baswedan-Cak Imin.

Menurutnya, selama ini keduanya fokus untuk mengolah hal itu menjadi menarik.

Undecided voters

Berdasarkan survei litbang "Kompas", undecided voters atau pemilih yang masih belum menentukan pilihahnya, saat ini cukup besar, yakni 28,7 persen.

Oleh karena itu, kata Fahrul, para capres dan cawapres bisa memanfaatkanya untuk menambah angka pemilih. Sebab, mereka masih dalam posisi mencari pemimpin yang cocok.

"Gen Z dan Milenial itu cerdas, tapi sisi lemahnya itu mental. Selain itu literasi politik mereka masih pemula, mereka juga mencari-cari dan mempertimbangkan," ucapnya.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Elektabilitas Gerindra Naik di Posisi Teratas, PDI-P Turun

"Semakin mendekati hari H, informasi mereka akan cukup, jadi yang masih bingung akan berkurang. Apakah ke Ganjar, Prabowo, atau Anis, itu yang harus dicermati oleh kandidat," tambahnya.

Selain itu, Fahrul optimistis pada Piplres 2024, angka golongan putih (golput) atau tak memilih akan sedikit. Sebab, generasi saat ini terlihat lebih mengikuti politik daripada generasi sebelumya.

"Golput kayanya generasi sekarang kurang tertarik, saya membaca di 2019, banyak ahli, akademisi yang skeptis bahkan apatis, tapi malah tinggi. Golput itu sepertinya pilihan kesekian," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tak Pernah Bertemu, Pria di Lamongan Ajak Kenalan TikTok Menikah dan Tertipu Rp 24 Juta

Tak Pernah Bertemu, Pria di Lamongan Ajak Kenalan TikTok Menikah dan Tertipu Rp 24 Juta

Surabaya
Ratusan Warga Kumpulkan Uang untuk Antarkan Bupati Sidorjo Penuhi Panggilan KPK

Ratusan Warga Kumpulkan Uang untuk Antarkan Bupati Sidorjo Penuhi Panggilan KPK

Surabaya
Polisi di Kota Malang Tangkap Pelaku Eksibisionis

Polisi di Kota Malang Tangkap Pelaku Eksibisionis

Surabaya
Embarkasi Surabaya Berangkatkan 39.228 Calon Haji Tahun Ini

Embarkasi Surabaya Berangkatkan 39.228 Calon Haji Tahun Ini

Surabaya
PPDB 2024 di Kota Madiun Diperketat, Kadisdik: Tak Bisa Lagi Titip KK

PPDB 2024 di Kota Madiun Diperketat, Kadisdik: Tak Bisa Lagi Titip KK

Surabaya
Pilkada Jember, Calon Perseorangan Harus Penuhi Syarat Minimal Dapat 128.195 Dukungan

Pilkada Jember, Calon Perseorangan Harus Penuhi Syarat Minimal Dapat 128.195 Dukungan

Surabaya
Pria asal Bekasi Ditangkap Polisi karena Ancam Sebarkan Konten Pornografi Pacarnya di Bawah Umur asal Malang

Pria asal Bekasi Ditangkap Polisi karena Ancam Sebarkan Konten Pornografi Pacarnya di Bawah Umur asal Malang

Surabaya
Pilkada Kabupaten Sumenep, Calon Perseorangan Harus Kantongi 65.786 Dukungan

Pilkada Kabupaten Sumenep, Calon Perseorangan Harus Kantongi 65.786 Dukungan

Surabaya
Ayah, Ibu, dan Anak Tewas Ditabrak Truk di Bojonegoro, Polisi: Sopir Mabuk Miras

Ayah, Ibu, dan Anak Tewas Ditabrak Truk di Bojonegoro, Polisi: Sopir Mabuk Miras

Surabaya
Pengendara Motor di Gresik Tewas Usai Tabrak Truk Parkir Pinggir Jalan

Pengendara Motor di Gresik Tewas Usai Tabrak Truk Parkir Pinggir Jalan

Surabaya
Pilkada Jember, Bupati dan Wakil Ketua DPRD Berebut Rekomendasi Nasdem

Pilkada Jember, Bupati dan Wakil Ketua DPRD Berebut Rekomendasi Nasdem

Surabaya
2 Pemuda di Surabaya Perkosa Anak di Bawah Umur Usai Tenggak Miras

2 Pemuda di Surabaya Perkosa Anak di Bawah Umur Usai Tenggak Miras

Surabaya
Pemkab Lumajang Akan Gabungkan Penambang Legal dan Ilegal

Pemkab Lumajang Akan Gabungkan Penambang Legal dan Ilegal

Surabaya
Mantan Bupati Sampang Dilaporkan ke Polisi soal Dugaan Jual Beli Suara

Mantan Bupati Sampang Dilaporkan ke Polisi soal Dugaan Jual Beli Suara

Surabaya
Kronologi Perundungan Siswi SD yang Berujung Kematian di Lamongan

Kronologi Perundungan Siswi SD yang Berujung Kematian di Lamongan

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com