BANGKALAN, KOMPAS.com – Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, memindahkan pasangan suami istri MH (suami) dan MF (istri) dari rumah singgah setelah tujuh hari keduanya tinggal di tempat milik Dinsos tersebut.
Mereka dipindahkan ke tempat indekos sementara dengan biaya ditanggung oleh mereka berdua.
Baca juga: 4 ASN di Bangkalan Unggah Konten Caleg Capres, Mengaku Tak Mengerti Aturan
Kepala Dinsos Bangkalan, Wibagio Suharta menjelaskan, pasangan suami istri itu tidak bisa terus-terusan tinggal di rumah singgah karena aturan.
Namun, Dinsos sudah menyewakan tempat kos agar mereka tidak terlunta-lunta.
“Sebulan ke depan, mereka tinggal di tempat kos dengan biaya dari pemerintah. Di bulan berikutnya, mereka sanggup untuk bayar sendiri,” terang Wibagio melalui sambungan telepon seluler, Selasa (28/11/2023).
Baca juga: Kisah Pilu Bayi 4 Bulan Diculik dan Dilecehkan Pria yang Dendam kepada Ibu Korban
Pria yang akrab disapa Bagio ini menambahkan, selama sepekan tinggal di rumah singgah, mereka berdua mendapatkan pelayanan yang maksimal. Mulai dari makan dan kebutuhan lainnya, seperti obat-obatan.
“Mereka itu sudah lanjut usia, tidak hanya butuh makan dan minum, tapi juga butuh obat,” kata Bagio.
Sang suami berinisial MF merupakan pensiunan Aparatur Sipil Negara (ASN). Dia pernah mengalami stroke.
Sedangkan istrinya, MF adalah pensiunan guru honorer dan sering sakit-sakitan.
Warga Jalan Halim Perdana Kusuma, Kelurahan Tonjung, Kabupaten Bangkalan ini, sebelumnya memiliki rumah dan mobil. Namun semua hartanya ludes.
Kadinsos menyebut hal itu diduga karena semua hartanya dijual oleh anak tirinya.
“Anak tirinya itu sering bermasalah dengan hukum. Hartanya habis dijual anak tirinya untuk menangani masalahnya sehingga ia terusir dari rumahnya karena dijual,” ungkap Bagio.
Baca juga: Duel Pakai Celurit di Bangkalan Berhenti setelah Anggota Dewan Berteriak dari Seberang Jalan
Pertama kali ditemukan, keduanya tidur di emperan sebuah tempat indekos di belakang Stadion Gelora Bangkalan (SGB) pada Selasa (21/11/2023).
Mereka dikeluarkan dari tempat indekos tersebut karena sudah tidak mampu membayar.
“Karena kami kasihan, kami bawa ke rumah singgah saat pertama kali ditemukan untuk ditampung,” terang Bagio.