Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua KPU Surabaya Minta PPK yang Jadi Korban Dugaan Pungli Segera Melapor

Kompas.com - 08/08/2023, 13:33 WIB
Andhi Dwi Setiawan,
Andi Hartik

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Surabaya belum menerima laporan dugaan pungutan liar dengan modus sumbangan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) yang sudah terpilih sebesar satu kali gaji.

Ketua KPU Surabaya, Nur Syamsi mengatakan, hingga sekarang belum ada pelapor resmi terkait pungutan liar yang tersebar melalui pesan WhatsApp tersebut.

"Siapa yang melaporkan, belum ada. Sejauh ini secara resmi belum ada laporan dan pihak yang menyampaikan itu," kata Syamsi di kantor KPU Surabaya, Selasa (8/8/2023).

Baca juga: Beredar Pesan WhatsApp Dugaan Pungli di KPU Surabaya, PPK Diminta Serahkan Uang

Oleh karena itu, Syamsi mengimbau agar para PPK yang merasa menjadi korban untuk segera melapor. Sebab, hal tersebut merupakan mekanisme supaya kasus itu didalami.

"Terkait dengan pengawasan internal ada mekanisme yang diatur KPU RI, pihak-pihak bisa melaporkan ke kami melalui formulir PE1 dari keputusan 337 dan 476," jelasnya.

Baca juga: Eri Cahyadi Ganti Kepala Dispendukcapil Surabaya Usai Temukan 40 KK dalam 1 Domisili

Diketahui, Keputusan KPU Nomor 337 Tahun 2020 berisi tentang pedoman teknis penanganan pelanggaran kode etik, dan pakta integritas anggota POK, Panitia Pemungutan Suara (PPS), dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).

Sedangkan, Keputusan KPU Nomor 476 Tahun 2022 terkait dengan pedoman teknis pembentukan badan adhoc penyelenggara pemilihan umum, pemilihan gubernur dan wakil gubernur, bupati, wakil bupati, serta wali kota, wakil wali kota.

"Mekanisme untuk koreksi itu harus sesuai peraturan. Kalau informasinya yang beredar masih belum ada pelapornya, terus bagaimana," jelasnya.

Syamsi mengungkapkan, pihak KPU Surabaya masih belum melakukan tindakan apa pun terkait adanya dugaan pungutan liar itu. Sebab, dia masih menunggu adanya laporan dari korban.

"Nanti keputusan tertinggi diambil dari rapat pleno, sekarang kita tunggu plenonya sampai ada informasi (laporan)," ucapnya.

Diberitakan sebelumnya, beredar potongan layar sebuah pesan yang menunjukkan adanya dugaan pungutan liar di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Surabaya. Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) yang terpilih diminta menyumbang satu kali gaji.

Berdasarkan isi pesan, seorang anggota PPK mengaku memiliki kesepakatan, apabila terpilih bakal memberikan sejumlah uang dengan alasan infak ke KPU Surabaya.

Saat ini, pengirim pesan melalui aplikasi WhatsApp tersebut mengaku telah memberikan sejumlah uang. Dana tersebut dikirimkan kepada bendahara grup sekaligus ketua PPK di dalah satu kecamatan di Surabaya berinisial I.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Embarkasi Surabaya Temukan 3 Rice Cooker, Jemaah Haji Beralasan Mau Masak Sendiri

Embarkasi Surabaya Temukan 3 Rice Cooker, Jemaah Haji Beralasan Mau Masak Sendiri

Surabaya
Calon Jemaah Haji Asal Jember Ketahuan Bawa 'Rice Cooker' dan Rokok Berlebih

Calon Jemaah Haji Asal Jember Ketahuan Bawa "Rice Cooker" dan Rokok Berlebih

Surabaya
Terlambat Ditangani, 4 Pasien DBD di Magetan Meninggal Dunia

Terlambat Ditangani, 4 Pasien DBD di Magetan Meninggal Dunia

Surabaya
Bupati Kediri Bantu Adit Bocah Putus Sekolah karena Merawat Orangtua Stroke

Bupati Kediri Bantu Adit Bocah Putus Sekolah karena Merawat Orangtua Stroke

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Gempa Malang Terasa sampai Banyuwangi, Warga Tak Tidur karena Takut Gempa Susulan

Gempa Malang Terasa sampai Banyuwangi, Warga Tak Tidur karena Takut Gempa Susulan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Surabaya
Polisi Madiun Sebut Bentrok Antar-pemuda Terjadi di 3 Lokasi

Polisi Madiun Sebut Bentrok Antar-pemuda Terjadi di 3 Lokasi

Surabaya
2 Anggota DPRD Madiun Mangkir Pemeriksaan dalam Kasus Dugaan Korupsi Dana Aspirasi Rp 1,5 M

2 Anggota DPRD Madiun Mangkir Pemeriksaan dalam Kasus Dugaan Korupsi Dana Aspirasi Rp 1,5 M

Surabaya
Duduk Perkara Guru di Jombang Jadi Tersangka Usai Mata Kanan Murid Cedera di Sekolah, Tak Ada di Kelas Saat Kejadian

Duduk Perkara Guru di Jombang Jadi Tersangka Usai Mata Kanan Murid Cedera di Sekolah, Tak Ada di Kelas Saat Kejadian

Surabaya
Bawaslu Jatim Sebut Caleg DPD Kondang Kusumaning Ayu Langgar Ketentuan Pencalonan, Ini Penyebabnya

Bawaslu Jatim Sebut Caleg DPD Kondang Kusumaning Ayu Langgar Ketentuan Pencalonan, Ini Penyebabnya

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Gempa M 5,3 Kabupaten Malang, Warga Terbangun dari Tidur dan Berlari ke Luar Rumah

Gempa M 5,3 Kabupaten Malang, Warga Terbangun dari Tidur dan Berlari ke Luar Rumah

Surabaya
17 Calon Haji Embarkasi Surabaya Batal Berangkat, Ada yang Diturunkan dari Pesawat karena Sesak Napas

17 Calon Haji Embarkasi Surabaya Batal Berangkat, Ada yang Diturunkan dari Pesawat karena Sesak Napas

Surabaya
Fakta Pabrik Ekstasi dan Pil Koplo di Surabaya, Pelaku Sindikat Lapas serta Sasar Masyarakat Menengah ke Bawah

Fakta Pabrik Ekstasi dan Pil Koplo di Surabaya, Pelaku Sindikat Lapas serta Sasar Masyarakat Menengah ke Bawah

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com