Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompetisi Liga 2 Dihentikan, Persela Bubarkan Tim hingga Temui Menpora

Kompas.com, 18 Januari 2023, 19:10 WIB
Hamzah Arfah,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

LAMONGAN, KOMPAS.com - Penghentian kompetisi Liga 2 musim 2022-2023 membuat manajemen Persela Lamongan memutuskan untuk membubarkan tim.

Pilihan ini diambil sambil menunggu titik terang mengenai kemungkinan kompetisi Liga 2 bisa kembali dilanjutkan.

Baca juga: Liga 2 Dihentikan, Semen Padang Rugi Rp 10 Miliar

Manajer Persela Lamongan Fariz Julinar Maurisal mengatakan, keputusan untuk membubarkan tim sementara waktu dilakukan pihak manajemen lantaran dihadapkan pada pilihan dilematis.

Di satu sisi, kompetisi sudah diputuskan untuk dihentikan, di lain sisi tim Laskar Joko Tingkir masih mengharapkan sisa kompetisi masih dapat diteruskan.

"Sudah kita bubarkan, kita break. Jadi kita break mulai Senin kemarin (16/1/2023), para pemain sudah diperbolehkan pulang. Tapi sebagian besar pemain ini kan masih kita kontrak selama dua musim, sehingga masih tersisa satu musim lagi," ujar Fariz saat dikonfirmasi, Rabu (18/1/2023).

Baca juga: Liga 2 Dihentikan, Pemain PSIM Yogyakarta Hidup dari Tabungan

Untuk memperjuangkan sisa kompetisi Liga 2 dapat dilanjutkan, jelas Fariz, pihaknya bersama dengan perwakilan beberapa tim kontestan lain Liga 2 juga sempat menemui Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali di Jakarta.

Selain bersilaturahmi, perwakilan klub kontestan Liga 2 juga meminta bantuan kepada Menpora supaya kompetisi musim ini dilanjutkan.

"Kita dengan beberapa klub lain itu kemarin sempat menemui Menpora, sebab kita salah satu tim yang menghendaki kompetisi kembali lanjut," ucap Fariz.

Fariz menambahkan, tidak semua perwakilan klub kontestan Liga 2 musim ini mengikuti pertemuan dengan Menpora.

Sebab dari pihak manajemen tim kontestan Liga 2 memiliki kebijakan masing-masing.

"Tidak semua, sebab tidak semua tim menghendaki lanjut juga. Kalau kami sendiri (Persela) menghendaki lanjut, apa pun sistemnya kita siap," kata Fariz.

Baca juga: Kasus PMK Kembali Muncul di Lamongan, 50 Ekor Sapi Terjangkit

Atas dasar tersebut, manajemen Persela saat ini tinggal menunggu hasil pertemuan yang bakal dilakukan oleh Menpora dengan PT LIB dan PSSI, meski belum diketahui kapan pertemuan tersebut bakal dilaksanakan.

"Menpora kemarin sih mau ketemu dulu sama PT LIB dan PSSI, bakal mengusahakan bagaimana kalau Liga 2 agar bisa lanjut. Jadi sekarang kami masih menunggu hasil pertemuan mereka," tutur Fariz.

Kendati tim Persela saat ini sudah dibubarkan untuk sementara, pihak manajemen menyatakan siap untuk dapat segera mengumpulkan pemain kembali bila memang nantinya ada titik terang mengenai kelanjutan sisa kompetisi musim ini.

Baca juga: Motor Tertabrak Pikap di Lamongan, Pengendara Terlempar ke Jurang dan Tewas

"Sebagian besar pemain kontrak dengan kita itu dua musim, jadi mereka masih memiliki kontrak satu musim. Jadi bila memang dilanjutkan, tinggal re-call saja, ready kita," kata Fariz.

Saat ini para pemain belum seluruhnya meninggalkan mes. Ada pemain yang masih tinggal lantaran menunggu jadwal tiket pemberangkatan.

"Sebelumnya kita memang sempat persiapan untuk menghadapi sisa laga lanjutan Liga 2, namun karena diputuskan break ya kita bubarkan tim. Mungkin per hari ini sudah (mes kosong), kemarin kan ada pemain yang masih menunggu jadwal tiket (pemberangkatan)," tutur Fariz.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau