Salin Artikel

Kompetisi Liga 2 Dihentikan, Persela Bubarkan Tim hingga Temui Menpora

Pilihan ini diambil sambil menunggu titik terang mengenai kemungkinan kompetisi Liga 2 bisa kembali dilanjutkan.

Manajer Persela Lamongan Fariz Julinar Maurisal mengatakan, keputusan untuk membubarkan tim sementara waktu dilakukan pihak manajemen lantaran dihadapkan pada pilihan dilematis.

Di satu sisi, kompetisi sudah diputuskan untuk dihentikan, di lain sisi tim Laskar Joko Tingkir masih mengharapkan sisa kompetisi masih dapat diteruskan.

"Sudah kita bubarkan, kita break. Jadi kita break mulai Senin kemarin (16/1/2023), para pemain sudah diperbolehkan pulang. Tapi sebagian besar pemain ini kan masih kita kontrak selama dua musim, sehingga masih tersisa satu musim lagi," ujar Fariz saat dikonfirmasi, Rabu (18/1/2023).

Untuk memperjuangkan sisa kompetisi Liga 2 dapat dilanjutkan, jelas Fariz, pihaknya bersama dengan perwakilan beberapa tim kontestan lain Liga 2 juga sempat menemui Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali di Jakarta.

Selain bersilaturahmi, perwakilan klub kontestan Liga 2 juga meminta bantuan kepada Menpora supaya kompetisi musim ini dilanjutkan.

"Kita dengan beberapa klub lain itu kemarin sempat menemui Menpora, sebab kita salah satu tim yang menghendaki kompetisi kembali lanjut," ucap Fariz.

Fariz menambahkan, tidak semua perwakilan klub kontestan Liga 2 musim ini mengikuti pertemuan dengan Menpora.

Sebab dari pihak manajemen tim kontestan Liga 2 memiliki kebijakan masing-masing.

"Tidak semua, sebab tidak semua tim menghendaki lanjut juga. Kalau kami sendiri (Persela) menghendaki lanjut, apa pun sistemnya kita siap," kata Fariz.

Atas dasar tersebut, manajemen Persela saat ini tinggal menunggu hasil pertemuan yang bakal dilakukan oleh Menpora dengan PT LIB dan PSSI, meski belum diketahui kapan pertemuan tersebut bakal dilaksanakan.

"Menpora kemarin sih mau ketemu dulu sama PT LIB dan PSSI, bakal mengusahakan bagaimana kalau Liga 2 agar bisa lanjut. Jadi sekarang kami masih menunggu hasil pertemuan mereka," tutur Fariz.

Kendati tim Persela saat ini sudah dibubarkan untuk sementara, pihak manajemen menyatakan siap untuk dapat segera mengumpulkan pemain kembali bila memang nantinya ada titik terang mengenai kelanjutan sisa kompetisi musim ini.

"Sebagian besar pemain kontrak dengan kita itu dua musim, jadi mereka masih memiliki kontrak satu musim. Jadi bila memang dilanjutkan, tinggal re-call saja, ready kita," kata Fariz.

Saat ini para pemain belum seluruhnya meninggalkan mes. Ada pemain yang masih tinggal lantaran menunggu jadwal tiket pemberangkatan.

"Sebelumnya kita memang sempat persiapan untuk menghadapi sisa laga lanjutan Liga 2, namun karena diputuskan break ya kita bubarkan tim. Mungkin per hari ini sudah (mes kosong), kemarin kan ada pemain yang masih menunggu jadwal tiket (pemberangkatan)," tutur Fariz.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/01/18/191058678/kompetisi-liga-2-dihentikan-persela-bubarkan-tim-hingga-temui-menpora

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com