Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Penyintas Tragedi Kanjuruhan, Sudah Sepekan Matanya Memerah gara-gara Terjebak di Kepulan Gas Air Mata

Kompas.com - 10/10/2022, 16:45 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Tragedi Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022) membuat Raffi Atha Dziaulhamdi (14) terdampak. Sudah sepekan berlalu, tetapi mata siswa SMPN 2 Kota Malang ini masih memerah.

Penyintas tragedi Kanjuruhan ini menceritakan, kondisi yang dialaminya bermula dari ditembakkannya gas air mata oleh polisi usai laga Arema FC versus Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

"Saat itu, saya menonton di Stadion Kanjuruhan bersama kakak saya, Yuspita Nuraini (25) dan beberapa teman lainnya. Ketika itu, kami duduk di Tribun 10," ujarnya, Minggu (9/10/2022), dikutip dari Surya Malang.

Raffi mengatakan, gas air mata itu mendarat sekitar dua meter darinya. Saat gas menyebar, Raffi mengaku sempat terjebak di kepulan asap selama kurang lebih 15 menit. Raffi yang panik kemudian mencoba menyelamatkan diri naik ke area Tribune 12.

"Setelah itu saya sesak, dan di depan saya ada orang pingsan. Dan dari arah belakang, desak-desakan dan dorong-dorongan. Setelah itu, saya enggak bisa napas, diam lalu pingsan. Kalau tidak salah, saya pingsan selama dua jam," ucapnya.

Baca juga: Dokter Sebut Rata-rata Korban Luka Tragedi Kanjuruhan Masih Alami Mata Memerah dan Dada Sesak

Ketika terbangun, tubuhnya sudah berada di bawah stadion. Raffi lantas merasakan sakit di bagian mata.

Dia sempat dibawa kawan-kawannya ke sebuah rumah sakit. Namun, Raffi tak kunjung mendapat perawatan. Raffi yang waktu itu matanya tampak memerah pekat, akhirnya dibawa pulang oleh teman-temannya.

"Mata saya memerah, saat saya sadar dari pingsan. Di rumah sakit itu, saya enggak diperiksa sama sekali. Setelah itu, saya langsung dibawa pulang sama teman-teman," ungkapnya.

Baca juga: Saat Kapolresta Malang Kota dan Anggotanya Sujud Massal, Minta Maaf kepada Para Korban Tragedi Kanjuruhan

Begitu tiba di rumah, Raffi langsung tidur. Sewaktu bangun, matanya masih memerah. Namun, ia sudah tak merasakan sakit dan penglihatannya mulai normal hingga saat ini.

"Setelah bangun tidur, sudah normal (penglihatan matanya). Cuma memang merah sampai sekarang. Tidak ada kendala penglihatan, sudah seperti biasa," tuturnya.

Karena kondisinya, Raffi kemudian dibawa ayahnya, Sutrisno (45), ke posko tragedi Kanjuruhan di Balai Kota Malang. Di situ, Raffi pun dirujuk ke Rumah Sakit Hermina Malang.

Dalam pemeriksaan, mata merah terjadi disebabkan oleh iritasi karena gas air mata.

"Mata merah karena kena gas air mata itu. Katanya, bakal berangsur normal (warna matanya) setelah satu bulan," jelas Sutrisno.

Baca juga: FIFA Larang Penggunaan Gas Air Mata di Stadion, tapi Mengapa Polisi Menembakkannya di Kanjuruhan?

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

May Day di Surabaya, 136 Kendaraan Buruh Jatim Terjaring ETLE

May Day di Surabaya, 136 Kendaraan Buruh Jatim Terjaring ETLE

Surabaya
Wali Kota Blitar Santoso Pensiun jika Tak Dapat Rekomendasi PDI-P untuk Pilkada 2024

Wali Kota Blitar Santoso Pensiun jika Tak Dapat Rekomendasi PDI-P untuk Pilkada 2024

Surabaya
Tabur Bunga di Makam Marsinah, 'Pahlawan Buruh' Asal Nganjuk

Tabur Bunga di Makam Marsinah, "Pahlawan Buruh" Asal Nganjuk

Surabaya
Pelajar Asal Lamongan Tewas Tenggelam di Waduk Gresik

Pelajar Asal Lamongan Tewas Tenggelam di Waduk Gresik

Surabaya
Anggota DPRD Jatim Daftar Bacabup ke DPC PKB Jember

Anggota DPRD Jatim Daftar Bacabup ke DPC PKB Jember

Surabaya
Buruh Kepung Kantor Gubernur Jatim, Polisi Alihkan Arus Lalu Lintas

Buruh Kepung Kantor Gubernur Jatim, Polisi Alihkan Arus Lalu Lintas

Surabaya
Warga Mengeluh Ditolak Petugas Saat Memperpanjang SIM, Kapolres Madiun: Tak Boleh Terjadi

Warga Mengeluh Ditolak Petugas Saat Memperpanjang SIM, Kapolres Madiun: Tak Boleh Terjadi

Surabaya
Tengah Kota Surabaya Macet, Ratusan Buruh Berhenti di Tunjungan Plaza Saat Aksi 'May Day'

Tengah Kota Surabaya Macet, Ratusan Buruh Berhenti di Tunjungan Plaza Saat Aksi "May Day"

Surabaya
Nestapa Buruh Angkut Garam di Madura, Bayaran Kecil dan Perlindungan Minim

Nestapa Buruh Angkut Garam di Madura, Bayaran Kecil dan Perlindungan Minim

Surabaya
Jelang Porprov Jatim 2025, Pemkot Batu Bakal Bangun Jalur Lintas Olahraga BMX

Jelang Porprov Jatim 2025, Pemkot Batu Bakal Bangun Jalur Lintas Olahraga BMX

Surabaya
Remaja Dicabuli Teman Barunya, Orangtua Korban Tahu dari Video yang Beredar

Remaja Dicabuli Teman Barunya, Orangtua Korban Tahu dari Video yang Beredar

Surabaya
Dirumorkan Maju sebagai Cabup, Pj Bupati Probolinggo Akhirnya Buka Suara

Dirumorkan Maju sebagai Cabup, Pj Bupati Probolinggo Akhirnya Buka Suara

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Alasan Warga Banyuwangi Bacok Tetangganya Saat Tahlilan

Alasan Warga Banyuwangi Bacok Tetangganya Saat Tahlilan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com