Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duka Devi Atok, Aremania yang Kehilangan 2 Anaknya dalam Tragedi Kanjuruhan

Kompas.com - 10/10/2022, 14:14 WIB
Imron Hakiki,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Devi Atok Yulfitri, warga Desa Krebet, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, mengaku sangat menyesal dengan tewasnya kedua anak kandungnya, Natasya (16) dan Nayla (13) saat tragedi Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022).

"Kenapa saya tidak ikut nonton saat pertandingan itu. Sehingga paling tidak mungkin saya bisa berusaha menyelamatkan kedua anak saya," ungkap Devi dengan mata berkaca-kaca saat ditemui di Stadion Kanjuruhan, Senin (10/10/2022).

Baca juga: [JEO] Berharap Kepolisian Memutus Rantai Kekerasan Usai Tragedi Kanjuruhan

Devi menceritakan, Natasya dan Nayla menonton pertandingan Arema FC vs Persebaya bersama mantan istrinya. Natasya dan Nayla didampingi ayah tiri dan adik tirinya di Tribun 10 Stadion Kanjuruhan.

"Pada Jumat, Natasya pamit kepada saya mau nonton Arema FC lawan Persebaya di tribun 10. Saya sempat melarang untuk diam di tribun 10, dan menyuruh diam di tribun 4. Sebab di sana banyak teman-teman saya," jelasnya.

"Tapi ia tetap mau diam di tribun 10 karena ibunya diam di sana. Akhirnya saya pun mengiyakan," imbuhnya.

Devi saat itu tidak bisa ikut nonton karena sedang bekerja di Kabupaten Situbondo. Ia baru tiba di Malang sekitar pukul 20.00 WIB.

"Sesampainya di Malang saya sudah hendak berangkat mau menyusul di mereka ke Stadion Kanjuruhan. Tapi sampai di Kecamatan Kepanjen saya balik lagi, karena sangat macet," ujarnya.

Tak dinyana, baru saja sampai di rumahnya di Desa Krebet, Pria berusia 48 itu mendapat pesan singkat dari nomor tidak dikenal, memberi kabar bahwa kedua anaknya sekaligus mantan istrinya tewas dan dievakuasi ke Rumah Sakit Wava Husada.

"Saya begitu kaget saat itu, dan langsung berangkat ke rumah sakit," ujarnya.

Di rumah sakit, pria yang sehari-hari bekerja sebagai pedagang tebu itu mengaku nyaris tidak mengenali wajah kedua anaknya. Sebab wajahnya terlihat membiru kehitam-hitaman.

"Pastinya hal itu akibat sesak gas air mata. Sebab kalau terinjak-injak, saat memandikan saya tidak menemukan satu pun bekas luka atau lebam," ujarnya.

Di rumah sakit, Devi sempat kaget dengan kondisi dua anknya. Ia sempat mengamuk di rumah sakit karena tak kuasa menahan emosi.

"Saya sadar terlalu larut dalam kesedihan saat itu. Saya mohon maaf saat itu," ujarnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Surabaya
Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Surabaya
Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Surabaya
Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Surabaya
Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus 'Ferienjob'

Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus "Ferienjob"

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Surabaya
Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Surabaya
Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Surabaya
Polisi Trenggalek Sita Pikap Ronda Sahur dan Akan Kembalikan usai Lebaran

Polisi Trenggalek Sita Pikap Ronda Sahur dan Akan Kembalikan usai Lebaran

Surabaya
Stigma Ganda Ibu Tunggal di Balik Kisah Pemuda Autis Sendirian Temani Jasad Ibunda Berhari-hari

Stigma Ganda Ibu Tunggal di Balik Kisah Pemuda Autis Sendirian Temani Jasad Ibunda Berhari-hari

Surabaya
Ribuan Warga di Malang Antre Tukar Uang, Ada yang dari Pukul 4 Subuh

Ribuan Warga di Malang Antre Tukar Uang, Ada yang dari Pukul 4 Subuh

Surabaya
Produksi Beras di Madiun Meningkat, Triwulan Pertama Capai 41.815 Ton

Produksi Beras di Madiun Meningkat, Triwulan Pertama Capai 41.815 Ton

Surabaya
Titik Rawan Macet 38 Kabupaten Kota di Jatim 2024 Versi Polda

Titik Rawan Macet 38 Kabupaten Kota di Jatim 2024 Versi Polda

Surabaya
Pemkab Banyuwangi Sidak Pasar dan RPH Pastikan Daging Aman Dikonsumsi

Pemkab Banyuwangi Sidak Pasar dan RPH Pastikan Daging Aman Dikonsumsi

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com