Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Pemakaman Tak Dihadiri Pelayat di Kediri, Ini Fakta dan Kisah Pilu di Baliknya

Kompas.com - 23/09/2022, 05:16 WIB
M Agus Fauzul Hakim,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

KEDIRI, KOMPAS.com - Sebuah video memperlihatkan pemakaman jenazah yang tak disebut tak dihadiri pelayat viral di media sosial. Pemakaman jenazah itu dilakukan oleh pemerintah desa.

Dalam video berdurasi satu menit 13 detik itu terlihat sejumlah orang berpakaian aparatur sipil negara (ASN) menggotong keranda berselimut kain hijau berisi jenazah.

Terlihat pula seorang perempuan berada di barisan paling depan berjalan sambil menabur bunga. Perempuan itu mengenakan pakaian dinas ASN.

Sementara perekam video terdengar melantunkan kalimat tahlil sepanjang jalur menuju ke tempat pemakaman di desa tersebut.

Dalam video itu tertempel caption, "Bukan cerita Indosiar. ini nyata. tadi siang. meninggal gak Ada. yang nganterin. sampe perangkat desa yang nganterin keep makam. semoga kita semua nanti. meninggal dalam keadaan baik. husnul khotimah Dan banyak yang mendoakan."

Pada keranda itu tertulis Desa Kedak, yang kemudian mengarah ke sebuah desa di Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

Dari penelusuran yang dilakukan Kompas.com, pengantaran jenazah itu memang terjadi di Desa Kedak, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Selasa (20/9/2022).

Ada pun yang meninggal dunia adalah Partono (50), warga setempat, yang wafat di rumahnya pada Selasa, pukul 09.00 WIB. Partono dimakamkan sekitar pukul 13.00 WIB.

Baca juga: Pola Teror Pelemparan Batu di Kediri, Pelaku Naik Motor dan Beraksi Dini Hari

Namun caption pada video tersebut dinilai kurang tepat karena kurang sesuai dengan kenyataan yang ada.

Camat Semen Kemi mengatakan, kematian seorang warganya itu didatangi oleh sejumlah pelayat meski jumlahnya tidak banyak.

"Videonya tidak merekam hingga selesai. Sebab di areal pemakaman, juga banyak warga yang sudah ada di sana," ujar Kemi kepada Kompas.com, Kamis (22/9/2022).

Kemi juga menjelaskan, sedikitnya jumlah pelayat yang hadir karena beberapa faktor. Mulai dari keterbatasan jumlah laki-laki di lingkungan tersebut hingga waktu kematian yang bersamaan dengan jam kerja.

"Jadi, Bu Kades bersikap tanggap mengambil kebijakan ajak perangkat untuk mengurusi semua itu," lanjutnya.

Dihubungi terpisah, Kepala Desa Kedak Sunarti menyampaikan hal yang sama dengan Camat Kemi.


Sunarti mengungkapkan, selain karena keterbatasan jumlah laki-laki di lingkungan, kendala yang ada juga datang dari sisi keluarga almarhum.

Almarhum, kata dia, merupakan pengidap keterbelakangan mental. Selama ini, almarhum hidup bersama anggota keluarga lain yang memiliki kondisi serupa.

"Dari keluarga almarhum sendiri, itu kondisinya ada keterbelakangan mental. Sehingga kami dari desa langsung mengambil tindakan untuk membantu mengurus semuanya," kata Sunarti kepada Kompas.com, Kamis.

Halaman:


Terkini Lainnya

Mahasiswa di Kota Malang Curi Laptop dan HP Milik Teman Kontrakannya

Mahasiswa di Kota Malang Curi Laptop dan HP Milik Teman Kontrakannya

Surabaya
Gembiranya Warga Tulungagung Usai Timnas Menang dari Korsel, Ceburkan Diri ke Kolam

Gembiranya Warga Tulungagung Usai Timnas Menang dari Korsel, Ceburkan Diri ke Kolam

Surabaya
Cerita Penghulu di Lumajang Seberangi Banjir Lahar Semeru demi Nikahkan Warga: Saya Doa Terus

Cerita Penghulu di Lumajang Seberangi Banjir Lahar Semeru demi Nikahkan Warga: Saya Doa Terus

Surabaya
Cekcok Urusan Cucu dan Arisan, Kakek 64 Tahun di Tuban Bunuh Istrinya lalu Coba Akhiri Hidup

Cekcok Urusan Cucu dan Arisan, Kakek 64 Tahun di Tuban Bunuh Istrinya lalu Coba Akhiri Hidup

Surabaya
Kesaksian Pedagang soal Tawuran Tewaskan 1 Pemuda di Wonokusumo: 100-an Remaja Bawa Senjata

Kesaksian Pedagang soal Tawuran Tewaskan 1 Pemuda di Wonokusumo: 100-an Remaja Bawa Senjata

Surabaya
Setor Rp 65 Juta demi Dipekerjakan ke Inggris, Warga Madiun Diduga Ditipu dan Lapor Polisi

Setor Rp 65 Juta demi Dipekerjakan ke Inggris, Warga Madiun Diduga Ditipu dan Lapor Polisi

Surabaya
Oknum Polisi di Tulungagung Diduga Terlibat Penyalahgunaan Narkoba

Oknum Polisi di Tulungagung Diduga Terlibat Penyalahgunaan Narkoba

Surabaya
Motor Remaja Banyuwangi yang Tercebur di Sungai Ditemukan, Korban Masih Dicari

Motor Remaja Banyuwangi yang Tercebur di Sungai Ditemukan, Korban Masih Dicari

Surabaya
Kasus Penggelapan Motor Adik Pedangdut Via Vallen Berujung Damai

Kasus Penggelapan Motor Adik Pedangdut Via Vallen Berujung Damai

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Museum Panji di Malang: Sejarah, Koleksi, Harga Tiket, dan Jam Buka

Museum Panji di Malang: Sejarah, Koleksi, Harga Tiket, dan Jam Buka

Surabaya
Respons Bobby Saat Disinggung soal Menantu Presiden Usai Terima Satyalancana

Respons Bobby Saat Disinggung soal Menantu Presiden Usai Terima Satyalancana

Surabaya
Beredar Pesan Bupati Lamongan Minta Uang, Diskominfo: Penipuan

Beredar Pesan Bupati Lamongan Minta Uang, Diskominfo: Penipuan

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com