Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Surabaya Puji Kebesaran Hati Orangtua yang Maafkan Guru Pemukul Siswa

Kompas.com - 02/02/2022, 17:04 WIB
Ghinan Salman,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengunjungi MR, siswa SMPN 49 Surabaya yang dipukul gurunya, beberapa waktu lalu.

Eri mengunjungi tempat tinggal korban di Jalan Kutisari Utara, Gang 3, Kota Surabaya, Jawa Timur, Rabu (2/2/2022).

Eri disambut hangat keluarga korban di kamar kos berukuran 2x3 meter persegi tersebut.

Wali Kota Surabaya itu langsung duduk lesehatan di kamar kos itu. Di sana, Eri ditemui kedua orangtua dan saudara kembar MR.

Dalam pertemuan itu, Eri memuji kebesaran hati orangtua MR, Ali Muhjayin, yang memaafkan guru pelaku kekerasan terhadap anaknya itu. 

Wali Kota Surabaya itu menyebut, kebesaran hati Ali Muhjayin harus ditiru seluruh warga Kota Surabaya.

"Saya yakin jika banyak Pak Ali di Kota Surabaya, maka Insya Allah Surabaya menjadi kota yang tenang, aman, dan barokah. Semuanya harus mencontoh Pak Ali, aku pun wali kota harus mencontoh Pak Ali," kata Eri di kediaman Ali, Rabu.

Saat berbincang, orangtua MR menjelaskan, kedua anaknya tak memiliki sepeda untuk berangkat ke sekolah. Seringkali, mereka berjalan kaki atau meminjam sepeda tetangga.

Tanpa pikir panjang, Eri berjanji membelikan dua sepeda untuk MR dan saudara kembarnya. Eri pun berpesan agar MR dan saudara kembarnya rajin belajar.

Baca juga: Guru Pukul Murid, Wali Kota Surabaya: Ini Kota Layak dan Ramah Anak, Masa Dicoreng?

"Pokoknya harus pintar dan berbakti kepada kedua orangtuanya, kalian harus lebih sukses dari kedua orangtua kalian, karena itu yang bikin bangga orang tua kalian, siap ya?" tanya Eri kepada MR dan saudara kembarnya sambil menepuk pundak mereka memberi semangat.

"Iya siap," jawab mereka berbarengan.

Saat itu, Eri juga sempat menanyakan apakah keluarga Ali Muhjayin itu sudah masuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) atau belum.

Sebab, mereka tinggal di tempat kos yang sangat sederhana dan Ali hanya bekerja sebagai tukang sayur keliling.

Ternyata, keluarga itu belum masuk MBR. Meski begitu, Ali menolak dimasukkan ke MBR karena merasa masih muda dan sanggup bekerja keras.

Eri pun tetap berupaya membantu keluarga tersebut. Salah satunya dengan membantu akses permodalan supaya Ali bisa mengelola toko kelontong di daerah tersebut.

"Saya salut kepada Pak Ali ini. Beliau ini patut dijadikan contoh, bahwa selama dia masih mampu untuk bekerja keras, apalagi masih muda, tidak menggantungkan kepada bantuan-bantuan pemerintah," kata Eri.

"Jadi, mungkin nanti beliau bisa mengelola toko kelontong saja dan nanti yang beli ASN-nya Pemkot Surabaya," kata Eri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Upaya Gadis asal Gresik Perjuangkan Indonesia dan ASEAN Bebas Sampah Plastik

Upaya Gadis asal Gresik Perjuangkan Indonesia dan ASEAN Bebas Sampah Plastik

Surabaya
Pengakuan Adik Via Vallen soal Penggelapan Sepeda Motor

Pengakuan Adik Via Vallen soal Penggelapan Sepeda Motor

Surabaya
Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Surabaya
Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Surabaya
Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Surabaya
Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Surabaya
Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Motor di Bojonegoro Tewas Tertimpa Truk Boks

Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Motor di Bojonegoro Tewas Tertimpa Truk Boks

Surabaya
Pengusaha Warung Madura Protes Imbauan Kemenkop-UKM soal Jam Operasional: Jangan Matikan Usaha Kami

Pengusaha Warung Madura Protes Imbauan Kemenkop-UKM soal Jam Operasional: Jangan Matikan Usaha Kami

Surabaya
Aksi Pengeroyokan Terjadi di Kota Malang, Motifnya Tak Jelas

Aksi Pengeroyokan Terjadi di Kota Malang, Motifnya Tak Jelas

Surabaya
Nenek di Bojonegoro Ditemukan Meninggal, Anjing Peliharaannya Setia Menjaga

Nenek di Bojonegoro Ditemukan Meninggal, Anjing Peliharaannya Setia Menjaga

Surabaya
Polemik Imbauan Jam Operasional Warung Madura, Sosiolog Universitas Trunojoyo: Tidak Adil

Polemik Imbauan Jam Operasional Warung Madura, Sosiolog Universitas Trunojoyo: Tidak Adil

Surabaya
Mahasiswa di Kota Malang Curi Laptop dan HP Milik Teman Kontrakannya

Mahasiswa di Kota Malang Curi Laptop dan HP Milik Teman Kontrakannya

Surabaya
Gembiranya Warga Tulungagung Usai Timnas Menang dari Korsel, Ceburkan Diri ke Kolam

Gembiranya Warga Tulungagung Usai Timnas Menang dari Korsel, Ceburkan Diri ke Kolam

Surabaya
Cerita Penghulu di Lumajang Seberangi Banjir Lahar Semeru demi Nikahkan Warga: Saya Doa Terus

Cerita Penghulu di Lumajang Seberangi Banjir Lahar Semeru demi Nikahkan Warga: Saya Doa Terus

Surabaya
Cekcok Urusan Cucu dan Arisan, Kakek 64 Tahun di Tuban Bunuh Istrinya lalu Coba Akhiri Hidup

Cekcok Urusan Cucu dan Arisan, Kakek 64 Tahun di Tuban Bunuh Istrinya lalu Coba Akhiri Hidup

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com