Salin Artikel

Wali Kota Surabaya Puji Kebesaran Hati Orangtua yang Maafkan Guru Pemukul Siswa

Eri mengunjungi tempat tinggal korban di Jalan Kutisari Utara, Gang 3, Kota Surabaya, Jawa Timur, Rabu (2/2/2022).

Eri disambut hangat keluarga korban di kamar kos berukuran 2x3 meter persegi tersebut.

Wali Kota Surabaya itu langsung duduk lesehatan di kamar kos itu. Di sana, Eri ditemui kedua orangtua dan saudara kembar MR.

Dalam pertemuan itu, Eri memuji kebesaran hati orangtua MR, Ali Muhjayin, yang memaafkan guru pelaku kekerasan terhadap anaknya itu. 

Wali Kota Surabaya itu menyebut, kebesaran hati Ali Muhjayin harus ditiru seluruh warga Kota Surabaya.

"Saya yakin jika banyak Pak Ali di Kota Surabaya, maka Insya Allah Surabaya menjadi kota yang tenang, aman, dan barokah. Semuanya harus mencontoh Pak Ali, aku pun wali kota harus mencontoh Pak Ali," kata Eri di kediaman Ali, Rabu.

Saat berbincang, orangtua MR menjelaskan, kedua anaknya tak memiliki sepeda untuk berangkat ke sekolah. Seringkali, mereka berjalan kaki atau meminjam sepeda tetangga.

Tanpa pikir panjang, Eri berjanji membelikan dua sepeda untuk MR dan saudara kembarnya. Eri pun berpesan agar MR dan saudara kembarnya rajin belajar.

"Pokoknya harus pintar dan berbakti kepada kedua orangtuanya, kalian harus lebih sukses dari kedua orangtua kalian, karena itu yang bikin bangga orang tua kalian, siap ya?" tanya Eri kepada MR dan saudara kembarnya sambil menepuk pundak mereka memberi semangat.

"Iya siap," jawab mereka berbarengan.

Saat itu, Eri juga sempat menanyakan apakah keluarga Ali Muhjayin itu sudah masuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) atau belum.

Sebab, mereka tinggal di tempat kos yang sangat sederhana dan Ali hanya bekerja sebagai tukang sayur keliling.

Ternyata, keluarga itu belum masuk MBR. Meski begitu, Ali menolak dimasukkan ke MBR karena merasa masih muda dan sanggup bekerja keras.

Eri pun tetap berupaya membantu keluarga tersebut. Salah satunya dengan membantu akses permodalan supaya Ali bisa mengelola toko kelontong di daerah tersebut.

"Saya salut kepada Pak Ali ini. Beliau ini patut dijadikan contoh, bahwa selama dia masih mampu untuk bekerja keras, apalagi masih muda, tidak menggantungkan kepada bantuan-bantuan pemerintah," kata Eri.

"Jadi, mungkin nanti beliau bisa mengelola toko kelontong saja dan nanti yang beli ASN-nya Pemkot Surabaya," kata Eri.


Orangtua korban minta maaf ke Wali Kota Surabaya

Sementara itu, Ali Muhjayin langsung meminta maaf kepada Eri. Ia merasa telah membuat gempar Kota Surabaya karena melaporkan seorang guru ke polisi.

Sebagai warga Kota Surabaya, ia juga merasa bertanggung jawab menjaga kondisi di Kota Surabaya.

"Saya mohon maaf Pak, hanya karena saya, Surabaya menjadi perhatian nasional. Padahal, dari dalam hati yang paling dalam, saya sudah memaafkan beliau (JS, seorang guru yang menganiaya anaknya)," kata Ali.

Bahkan, Ali juga mengaku lega ketika mengetahui JS sudah tidak lagi mengajar di SMPN 49 dan sudah ditarik ke kantor Dinas Pendidikan Surabaya.

Ia pun mengaku masih mempertimbangkan untuk mencabut laporannya kepada pihak kepolisian. Sebab, kasus itu sudah ditangani Satreskrim Polrestabes Surabaya.

"Besar kemungkinan saya bisa mencabut laporan," kata Ali.

Meski begitu, ia memuji Eri karena memberikan respons yang luar biasa terhadap kasus ini.

Eri dinilai sebagai bapak karena sudah bisa mengayomi dan perhatian kepada anak-anak Surabaya, terutama anaknya.

"Jadi, kesannya sangat luar biasa sampai dikunjungi Pak Wali ke sini," ujar dia.

Janji belajar lebih rajin

MR juga menyampaikan terima kasih kepada Eri karena akan diberikan dua sepeda, sehingga dia bersama saudara kembarnya bisa memakai sepeda ke sekolah.

Ia pun berjanji semakin semangat belajar seperti yang diharapkan Wali Kota Surabaya.

"Saya sampaikan terima kasih banyak kepada Pak Eri, karena nanti akan diberikan sepeda, Insya Allah saya akan lebih semangat belajar," kata MR.

Sebelumnya, sebuah video yang memperlihatkan seorang siswa di salah satu Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) Surabaya dipukul gurunya viral di media sosial, Sabtu (29/1/2022).

Video berdurasi tiga detik yang tersebar di WhatsApp merekam dua orang siswa sedang berdiri di depan kelas.

Tiba-tiba, seorang guru berdiri dari tempat duduknya dan langsung memukul siswa sambil mengumpat. Dalam potongan video tersebut, kepala sang anak dibenturkan ke papan tulis di belakangnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/02/02/170414378/wali-kota-surabaya-puji-kebesaran-hati-orangtua-yang-maafkan-guru-pemukul

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke