SURABAYA, KOMPAS.com - Perubahan SMA 1 Bangil, Pasuruan, Jawa Timur, yang berubah menjadi SMA Negeri Taruna Madani Jawa Timur ditolak para alumni.
Penolakan itu muncul melalui petisi bertajuk "Kembalikan SMA Negeri 1 Bangil Kami" yang dibuat oleh Aliansi Alumni SMANBA melalui laman change.org.
Baca juga: Eri Cahyadi Siap Laksanakan Vaksinasi Booster di Surabaya, Warga Luar Daerah Boleh Ikut
Petisi penolakan perubahan SMA 1 Bangil menjadi SMA Negeri Taruna Madani itu ditujukan kepada Gubernur Khofifah Indar Parawansa dan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur.
"Bagai petir di siang bolong, saat kami masyarakat kota Bangil, para Alumni SMANBA serta para purna Guru SMANBA mendengar berita akan diubahnya SMA Negeri 1 Bangil menjadi SMA Negeri TARUNA Madani Jawa Timur, tanpa ada sosialisasi yang jelas, tanpa ada penjelasan yang jelas, terkait konsepnya, biaya pendidikannya, PPDB nya, semua seakan ditutupi dari masyarakat luas agar proyek ini bisa di setujui oleh Pemerintah Provinsi Jatim," demikian keterangan yang tertulis.
Baca juga: Vaksin Booster Diduga Dijual Rp 250.000 Per Dosis di Surabaya, Polisi Mulai Penyelidikan
"Dari SMAN 1 Bangil yang 90% harus memprioritaskan penerimaan warga Bangil dan sekitarnya (sesuai aturan Permendikbud No.1 Tahun 2021), diubah menjadi SMAN TARUNA MADANI JATIM yang bisa menerima siswa baru dari daerah mana saja, memanfaatkan celah aturan “Sekolah Asrama” agar bisa terhindar dari kewajiban PPDB Zonasi, semakin banyak siswa baru dari luar daerah yang diterima maka semakin banyak jumlah rupiah uang gedung/pangkal yang masuk ke pihak Sekolah, ujung-ujungnya UANG."
"Terus kemana kami warga Bangil dan sekitarnya akan bersekolah? Karena di SMA SMA Negeri lainnya masih diberlakukan PPDB Zonasi, apakah kami dipaksa harus sekolah diluar SMA Negeri? Zonasi dimaksudkan untuk pemerataan pendidikan di semua lapisan, menghilangkan stigma sekolah unggulan, mendekatkan jarak antara rumah peserta didik dengan sekolah, tapi kenapa justru kalian bikin SMA TARUNA MADANI JATIM?" bunyi keterangan dalam petisi itu.
Baca juga: PTM 100 Persen di Surabaya Dimulai Pekan Depan, Gunakan Sistem 2 Sif
Dari pantauan Kompas.com, hingga Kamis (6/1/2022) malam, petisi penolakan perubahan status SMA Negeri 1 Bangil itu sudah ditandatangani 3.660 orang.
Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Wahid Wahyudi mengaku telah mengetahui adanya petisi tersebut.
"Petisi itu mengatasnamakan alumni, tapi tidak jelas alumni yang mana," jata Wahid dikonfirmasi, Kamis (6/1/2022).
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jatim, DIY, Bali, NTB, NTT, Kalbar, dan Kalsel 6 Januari 2022