Salin Artikel

Muncul Petisi Penolakan Perubahan Status SMA 1 Bangil Jadi Taruna Madani, Ini Penjelasan Kadis Pendidikan Jatim

Penolakan itu muncul melalui petisi bertajuk "Kembalikan SMA Negeri 1 Bangil Kami" yang dibuat oleh Aliansi Alumni SMANBA melalui laman change.org.

Petisi penolakan perubahan SMA 1 Bangil menjadi SMA Negeri Taruna Madani itu ditujukan kepada Gubernur Khofifah Indar Parawansa dan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur.

"Bagai petir di siang bolong, saat kami masyarakat kota Bangil, para Alumni SMANBA serta para purna Guru SMANBA mendengar berita akan diubahnya SMA Negeri 1 Bangil menjadi SMA Negeri TARUNA Madani Jawa Timur, tanpa ada sosialisasi yang jelas, tanpa ada penjelasan yang jelas, terkait konsepnya, biaya pendidikannya, PPDB nya, semua seakan ditutupi dari masyarakat luas agar proyek ini bisa di setujui oleh Pemerintah Provinsi Jatim," demikian keterangan yang tertulis.

"Dari SMAN 1 Bangil yang 90% harus memprioritaskan penerimaan warga Bangil dan sekitarnya (sesuai aturan Permendikbud No.1 Tahun 2021), diubah menjadi SMAN TARUNA MADANI JATIM yang bisa menerima siswa baru dari daerah mana saja, memanfaatkan celah aturan “Sekolah Asrama” agar bisa terhindar dari kewajiban PPDB Zonasi, semakin banyak siswa baru dari luar daerah yang diterima maka semakin banyak jumlah rupiah uang gedung/pangkal yang masuk ke pihak Sekolah, ujung-ujungnya UANG."

"Terus kemana kami warga Bangil dan sekitarnya akan bersekolah? Karena di SMA SMA Negeri lainnya masih diberlakukan PPDB Zonasi, apakah kami dipaksa harus sekolah diluar SMA Negeri? Zonasi dimaksudkan untuk pemerataan pendidikan di semua lapisan, menghilangkan stigma sekolah unggulan, mendekatkan jarak antara rumah peserta didik dengan sekolah, tapi kenapa justru kalian bikin SMA TARUNA MADANI JATIM?" bunyi keterangan dalam petisi itu.

Dari pantauan Kompas.com, hingga Kamis (6/1/2022) malam, petisi penolakan perubahan status SMA Negeri 1 Bangil itu sudah ditandatangani 3.660 orang.

Penjelasan Dinas Pendidikan Jatim

Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur  Wahid Wahyudi mengaku telah mengetahui adanya petisi tersebut.

"Petisi itu mengatasnamakan alumni, tapi tidak jelas alumni yang mana," jata Wahid dikonfirmasi, Kamis (6/1/2022).


Ia menjelaskan, sudah menggelar rapat koordinasi di SMA Negeri 1 Bangil.

Rakor tersebut dihadiri Sekcam Bangil, Perwakilan Alumni SMAN1 Bangil, Komite SMAN1 Bangil, Pengasuh ponpes Bangil, Aspers Danlantamal, Kasek dan Wakasek, serta Perwakilan Guru.

"Kemarin perwakilan alumni hadir, dan sepakat pada penerimaan siswa baru SMAN 1 Bangil melakukan dua model pembelajaran (200 siswa Taruna, dan 200 siswa reguler)," ujar dia.

Bahkan, dalam petisi itu juga disebutkan bahwa para guru tidak setuju dengan perubahan status menjadi SMA Taruna Madani karena tunjangannya akan hilang.

"Di medsos juga dikatakan guru tidak setuju menjadi SMA Taruna, karena takut tunjangannya hilang. Kemarin saat ketemu para guru, semua mendukung SMA Taruna. Saya sampaikan tunjangan guru tetap berjalan seperti biasa," ujar Wahid.

Ia menyebutkan, adanya penolakan dari segelintir orang yang mengaku alumni SMA Negeri 1 Bangil itu dinilai kurang memahami substansi perubahan menjadi SMA Taruna Madani.

"Mungkin mereka kurang paham saja, harusnya bangga, karena di Jatim ada 4.181 SMA/SMK dan hanya ada 6 yang terpilih dan dinaikkan statusnya menjadi SMA/SMK Taruna," kata dia.

Ia menyampaikan, SMA Taruna adalah SMA/SMK reguler yang diberi tambahan kurikulum kesamaptaan, wawasan kebangsaan, bela negara, serta pendidikan karakter.

"SMA Taruna Madani Bangil ini kerja sama dengan TNI-AL dan Ponpes Dalwa," ujar dia.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/01/06/215508578/muncul-petisi-penolakan-perubahan-status-sma-1-bangil-jadi-taruna-madani

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke