Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Pondok Bersalin Desa di Sumenep Terbengkalai, Ada yang Dipakai Pribadi sampai Jadi Kafe

Kompas.com, 2 Desember 2025, 13:24 WIB
Nur Khalis,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

SUMENEP, KOMPAS.com - Sejumlah bangunan Pondok Bersalin Desa (Polindes) di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, kini terbengkalai dan sebagian sudah beralih fungsi.

Di Kecamatan Batang-Batang, warga berinisial Z (42) membenarkan bahwa beberapa bangunan polindes sudah lama tidak dipakai.

Dia juga membenarkan bahwa ada bangunan polindes yang sempat menjadi kafe, tempat jualan minuman dan pentol, sebelum akhirnya digunakan sebagai rumah aparat desa.

“Memang ada polindes yang tidak difungsikan lagi, bahkan sempat dipakai untuk jualan,” kata dia kepada Kompas.com, Selasa (2/12/2025).

Baca juga: Bupati Lamongan Resmikan Polindes Karangrejo, Tingkatkan Kesehatan Warga

Sementara itu, di Kecamatan Dungkek dan Gapura, juga menunjukkan sejumlah polindes, terutama yang berada di pinggir jalan, tampak kusam dan minim aktivitas.

Beberapa bangunan terlihat tidak terawat, menandakan jarangnya kegiatan pelayanan kesehatan desa. “Bangunannya seperti sudah lama tidak dipakai,” tambah dia.

Kepala Dinas Kesehatan P2KB Sumenep, Ellya Fardasyah menjelaskan, polindes tak lagi menjadi tempat persalinan karena seluruh proses persalinan kini dialihkan ke puskesmas.

“Sekarang memang bidan tidak menempati polindes, karena persalinan dialihkan ke puskesmas,” kata Elly.

Menurut Elly, meski tak lagi menempati polindes, bidan tetap memiliki kewajiban hadir pada jam kerja, meski tidak lagi berjaga di polindes pada malam hari.

“Dari jam delapan sampai jam dua itu harus ada. Jam kerja. Mereka apel dulu ke puskesmas, baru ke polindes,” ungkap dia.

Elly menegaskan, persalinan tidak boleh dilakukan di polindes karena membutuhkan lebih dari dua tenaga kesehatan.

Baca juga: Seorang Bidan Ditemukan Tewas Gantung Diri di Polindes

“Sudah tidak ada persalinan di polindes, karena memang tidak boleh,” tegas dia.

Namun demikian, kata dia, meski tidak lagi digunakan untuk persalinan, polindes dan poskesdes yang berada dalam satu bangunan tetap dimanfaatkan untuk layanan dasar.

Layanan tersebut antara lain, pemeriksaan ibu hamil, layanan KB, dan sosialisasi kesehatan. “Kewajiban mereka ada saat jam kerja, setelah itu biasanya pulang,” kata Elly.

Terkait adanya bangunan polindes yang dialihfungsikan, Elly mengaku belum menerima laporan. “Belum tahu kalau ada bangunan polindes dialihfungsikan,” ucap dia.

Dia menambahkan, status aset polindes berada di bawah kewenangan pemerintah desa bukan di Dinkes P2KB.

“Kewenangan mengubah dan memanfaatkan bangunan itu ada di pemerintah desa,” tutup dia.

Sementara, pihak kepala desa di mana polindes tersebut, hingga berita ini ditayangkan, berada belum memberikan respons kepada Kompas.com. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau