Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Aminah, Dari Warkop Sederhana Berhasil Sekolahkan Anak hingga Perguruan Tinggi

Kompas.com, 1 Desember 2025, 08:42 WIB
Yulian Isna Sri Astuti,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

"Setiap hari saya cari uang di warung dan obat lelah saya ya datang ke pondok ketemu anak-anak. Melihat mereka semakin tumbuh besar, senang rasanya," ucapnya.

Meski tiga anaknya berada di pondok, Aminah mengaku selalu berusaha memenuhi kebutuhan harian anak-anaknya. Bahkan, saat warung sepi, ia terus mengusahakan apapun untuk kebutuhan tiga buah hatinya.

"Yang lumayan rumit itu kalau sudah waktunya bayar SPP. Semuanya barengan. Tapi ya Alhamdulillah setiap saya usahakan, selalu diberikan jalan oleh Allah," jelasnya.

Aminah mengaku banyak mendapatkan kemudahan untuk menyekolahkan anak-anaknya. Mulai dari biaya semester bisa dicicil hingga pernah mendapatkan laptop bekas secara gratis dari pelanggan warungnya.

"Waktu itu dapat laptop. Jadi tiga tahun lalu pas awal masuk kuliah, anak saya ponselnya rusak, sedangkan saat itu dia banyak tugas dari kampusnya," ceritanya.

Hal itu membuatnya sedih. Apalagi, saat itu ia tak memiliki cukup uang untuk membelikan putranya ponsel baru atau laptop untuk bisa menyimpan data tugas anaknya.

"Lalu ada pembeli saya di warung yang tanya, kenapa saya murung. Saya cerita kalau anak saya butuh laptop supaya anak saya bisa belajar. Kebetulan pelanggan waktu itu pegawai pertanahan dari Jakarta," ucapnya.

Baca juga: Ibu Rumah Tangga di Polewali Mandar Menangis Usai Kecopetan Saat Antre BLT di Kantor Pos

Dari obrolan itulah, pelanggannya itu menjanjikan akan mencarikan laptop bekas yang tak terpakai.

"Saya waktu itu yakin saja kalau Allah akan bantu. Saya setiap hari doa agar ucapan orang tersebut betul-betul terjadi, karena kami tidak saling kenal, dia hanya pembeli yang kebetulan mampir," ungkapnya.

Doa Aminah setiap hari akhirnya diijabah. Dalam beberapa minggu, laptop tersebut datang dan dikirim langsung dari Jakarta, tempat pegawai itu berasal.

"Itu rasanya betul-betul mukjizat dari Allah. Saya tidak menyangka Allah memberikan rezeki begitu mudah untuk anak saya belajar," ucapnya sambil menitikkan air mata.

"Laptopnya masih sangat bagus meski bekas. Barang itu sangat disayang oleh anak saya dan dipakai sampai sekarang," imbuhnya.

Aminah mengaku akan terus berjuang untuk seluruh anaknya agar bisa memiliki pendidikan tinggi. Sebab ia sadar, memiliki keterbatasan kemampuan intelektual kerap diremehkan banyak orang.

"Saya selalu ingin anak saya seperti anak-anak lain, belajar dan kelak bekerja dengan baik. Saya tidak mau anak saya dipandang sebelah mata karena keterbatasan orang tuanya," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau