Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekskavasi Stegodon di Nganjuk Capai 60 Persen, Diduga Fosil Terlengkap di Indonesia

Kompas.com, 21 Oktober 2025, 17:38 WIB
Usman Hadi ,
Bilal Ramadhan

Tim Redaksi

NGANJUK, KOMPAS.com – Tim dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah melakukan ekskavasi fosil gajah purba atau stegodon yang ditemukan di Hutan Tritik, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Disporabudpar) Kabupaten Nganjuk, Gunawan Widagdo, menjelaskan bahwa ekskavasi ini telah dilakukan sejak Senin (13/10/2025) lalu.

Hingga saat ini, kata Gunawan, tim diperkirakan telah mengevakuasi sekitar 60 persen bagian tubuh hewan purba tersebut. Ia menyebut ini menjadi salah satu penemuan penting di bidang kebudayaan dan geologi di Nganjuk.

“Hari ini kalau tidak salah sudah hari ke-9 (ekskavasi), jadi mulai tanggal 13 sampai tanggal 22 (Oktober). Dari yang sudah bisa diekskavasi itu ya kisaran 60 persen lah,” ujar Gunawan kepada Kompas.com, Selasa (21/10/2025).

Baca juga: Fosil Gajah Purba Stegodon Ditemukan di Nganjuk, Diperkirakan Berusia 800.000 Tahun

Gunawan menyebutkan bahwa beberapa bagian tubuh stegodon telah ditemukan oleh tim ekskavasi, meliputi tulang rusuk, rahang, kaki, panggul, dan kuku, serta gading dengan panjang sekitar 2,5 meter.

Menariknya, kata Gunawan, bentuk gading stegodon yang ditemukan di Nganjuk ini cenderung lurus, berbeda dengan gajah purba di luar Jawa yang umumnya melengkung ke atas.

“Itu memang spesies Stegodon Jawa,” terangnya.

Diduga Berusia Sejuta Tahun

Menurut Gunawan, kajian awal dari Badan Geologi menyebutkan bahwa stegodon yang ditemukan di Hutan Tritik ini diperkirakan berusia sekitar 800 ribu hingga satu juta tahun.

Lapisan batuan di lokasi temuan juga menunjukkan indikasi aktivitas vulkanik purba dari Pegunungan Kendeng, yang berusia sekitar 1,8 juta tahun.

“Stegodon ini umurnya kira-kira sudah hampir sejuta tahun,” kata dia.

Baca juga: Melihat Kehidupan Lampau dari Potongan Fosil Paus dan Gajah Purba di Indramayu

Pihak Disporabudpar Kabupaten Nganjuk, lanjut Gunawan, berharap temuan dan ekskavasi fosil stegodon ini dapat menjadi dasar pengembangan kawasan geopark prasejarah di Nganjuk.

“Dan tentunya itu kan nanti perlu ditetapkan dari Badan Geologi, syukur-syukur kalau nanti ada uluran tangan dari UNESCO,” harap Gunawan.

“Biar nanti Nganjuk itu paling tidak ya dikenal, punya peradaban masa lampau yang luar biasa,” lanjutnya.

Daya Tarik Wisata Prasejarah

Sementara itu, Wakil Bupati Nganjuk, Trihandy Cahyo Saputro, menerangkan bahwa penemuan ini merupakan salah satu yang terlengkap di Indonesia, untuk fosil spesies stegodon dari satu individu.

“Ya kurang lebih ada sekitar 60 sampai 65 persen (bagian tubuh yang berhasil ditemukan) dari stegodon yang ada di sana,” jelas Mas Handy, sapaan karib Trihandy Cahyo Saputro.

Halaman:


Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau