Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mbah Jirah Bahagia Rumah yang Ditempatinya Selama 30 Tahun Akan Direnovasi

Kompas.com, 13 Oktober 2025, 23:52 WIB
Sukoco,
Andi Hartik

Tim Redaksi

Mbah Jirah bahkan tidak membedakan kondisi jenazah yang akan dia mandikan. Dari jenazah yang kondisinya mengenaskan hingga jenazah yang telah mengalami pembusukan hingg amneimbulkan bau yang sangat tak sedap pernah dia tangani.

"Kalau bukan kita siapa lagi. Orang meninggal itu kewajiban yang masih hidup untuk mengurus pemakamannya. Meski sudah tua, saya ikhlas menjalani semua itu,” katanya.

Anak semata wayang Mbah Jirah sejak tahun 2000 bekerja dan menikah di Cimahi.

Dia mengaku beruntung anaknya setiap bulan mengirimkan rezeki untuk sekedar membeli beras atau lauk. Dia juga mendapat bantuan uang dan beras dari pemerintah.

“Di rumah ya berkebun dilahan yang sedikit itu. Pelihara ayam juga, ini ada 30 ekor, nanti buat persipaan untuk menjamu tetangga yang bekerja bangun rumah,” jelasnya.

Baca juga: Pemprov Jatim Hentikan Operasional Tambang di Magetan Usai Pekerja Tewas

Melalui program TMMD ke-126 Kodim 0804/Magetan, rumah Mbah Jirah yang gentingnya bocor dan kayunya lapuk itu akhirnya akan dibedah.

Saking parahnya kondisi rumahnya, Mbah Jirah mengaku terpaksa mengerjakan sendiri membetulkan genting yang bocor atau genting yang pecah.

Baca juga: Korban Longsor Tambang Galian C Magetan Ditemukan Tertimbun di Lereng Bukit

“Itu reng penyangga genting sudah pada rapuh, saya panjat sendiri kalau ada genting yang bocor. Soalnya saya khawatir kalau nyuruh orang lain malah khawatir tidak tahu kalau kayunya sudah rapuh. Kalau tidak dibetulin hujan itu bocor semua. Makanya dipan saya pindah di ruang tengah biar terhindar dari bocor,” katanya.

15 RTLH yang akan dibangun

Komandan Kodim 0804/Magetan, Letkol Inf Hasan Dasuki, saat melakukan peninjauan kegiatan mengatakan, ada 15 rumah tidak layak huni seperti rumah Mbah Jirah yang akan dilakukan rehabilitasi karena kondisinya yang memperihatinkan.

Keberadaan rumah tidak layak huni dengan lansia sebagai penghuninya menjadi prioritas dalam kegiatan TMMD ke-126 di Magetan.

"Ada 15 rumah tidak layak huni yang kita renovasi seperti rumah Mbah Jirah, karena penghuninya adalah lansia ini kita prioritaskan agar mereka bisa hidup dan tinggal di rumah mereka dengan nyaman,” ujarnya.

TMMD ke-126, menurut Hasan Dasuki, juga membangun jalan tani sepanjang 1,4 kilometer yang menjadi bagian penting kebutuhan petani di Desa Kembangan. Dengan adanya jalan tersebut, lahan pertanian seluas 70 hektar memudahkan petani membawa pulang hasil panen maupun membawa pupuk ke sawah.

“Selama ini jalannya berupa tanah sehinga kalau hujan petani kesulitan membawa hasil panen maupun membawa pupuk ke sawah,” imbuhnya.

TMMD ke-126 juga akan membangun sumur dalam bagi petani agar bisa menanam padi, karena selama ini petani  hanya bisa menanam satu kali di saat musim penghujan.

TMMD juga akan membangun dua pos kamling untuk mendukung program giat siskamling serta rehabilitasi masjid dan kegiatan sosial pemeriksaan kesehatan serta membagi sembako kepada warga kurang mampu.

Halaman:


Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau