Mbah Jirah bahkan tidak membedakan kondisi jenazah yang akan dia mandikan. Dari jenazah yang kondisinya mengenaskan hingga jenazah yang telah mengalami pembusukan hingg amneimbulkan bau yang sangat tak sedap pernah dia tangani.
"Kalau bukan kita siapa lagi. Orang meninggal itu kewajiban yang masih hidup untuk mengurus pemakamannya. Meski sudah tua, saya ikhlas menjalani semua itu,” katanya.
Anak semata wayang Mbah Jirah sejak tahun 2000 bekerja dan menikah di Cimahi.
Dia mengaku beruntung anaknya setiap bulan mengirimkan rezeki untuk sekedar membeli beras atau lauk. Dia juga mendapat bantuan uang dan beras dari pemerintah.
“Di rumah ya berkebun dilahan yang sedikit itu. Pelihara ayam juga, ini ada 30 ekor, nanti buat persipaan untuk menjamu tetangga yang bekerja bangun rumah,” jelasnya.
Baca juga: Pemprov Jatim Hentikan Operasional Tambang di Magetan Usai Pekerja Tewas
Melalui program TMMD ke-126 Kodim 0804/Magetan, rumah Mbah Jirah yang gentingnya bocor dan kayunya lapuk itu akhirnya akan dibedah.
Saking parahnya kondisi rumahnya, Mbah Jirah mengaku terpaksa mengerjakan sendiri membetulkan genting yang bocor atau genting yang pecah.
Baca juga: Korban Longsor Tambang Galian C Magetan Ditemukan Tertimbun di Lereng Bukit
“Itu reng penyangga genting sudah pada rapuh, saya panjat sendiri kalau ada genting yang bocor. Soalnya saya khawatir kalau nyuruh orang lain malah khawatir tidak tahu kalau kayunya sudah rapuh. Kalau tidak dibetulin hujan itu bocor semua. Makanya dipan saya pindah di ruang tengah biar terhindar dari bocor,” katanya.
Komandan Kodim 0804/Magetan, Letkol Inf Hasan Dasuki, saat melakukan peninjauan kegiatan mengatakan, ada 15 rumah tidak layak huni seperti rumah Mbah Jirah yang akan dilakukan rehabilitasi karena kondisinya yang memperihatinkan.
Keberadaan rumah tidak layak huni dengan lansia sebagai penghuninya menjadi prioritas dalam kegiatan TMMD ke-126 di Magetan.
"Ada 15 rumah tidak layak huni yang kita renovasi seperti rumah Mbah Jirah, karena penghuninya adalah lansia ini kita prioritaskan agar mereka bisa hidup dan tinggal di rumah mereka dengan nyaman,” ujarnya.
TMMD ke-126, menurut Hasan Dasuki, juga membangun jalan tani sepanjang 1,4 kilometer yang menjadi bagian penting kebutuhan petani di Desa Kembangan. Dengan adanya jalan tersebut, lahan pertanian seluas 70 hektar memudahkan petani membawa pulang hasil panen maupun membawa pupuk ke sawah.
“Selama ini jalannya berupa tanah sehinga kalau hujan petani kesulitan membawa hasil panen maupun membawa pupuk ke sawah,” imbuhnya.
TMMD ke-126 juga akan membangun sumur dalam bagi petani agar bisa menanam padi, karena selama ini petani hanya bisa menanam satu kali di saat musim penghujan.
TMMD juga akan membangun dua pos kamling untuk mendukung program giat siskamling serta rehabilitasi masjid dan kegiatan sosial pemeriksaan kesehatan serta membagi sembako kepada warga kurang mampu.