Editor
SIDOARJO, KOMPAS.com - Terungkap satu keinginan Saiful Rosi Abdillah (14), santri korban runtuhnya mushala Ponpes Al Khoziny, setelah kakinya diamputasi.
Rosi hanya ingin mendapatkan kaki palsu laiknya kondisi normal sebelumnya.
Keinginan Rosi itu diucapkan saat dia ditanya wartawan saat masih menjalani perawatan di RSUD Notopuro Sidoarjo.
"Pengen kaki (palsu)," ucap Rosi pelan.
Baca juga: BNPB: Diperkirakan Masih Ada 13 Korban Tertimbun Reruntuhan Ponpes Al Khoziny
Rosi yang tertimbun 3 hari bertahan hidup dalam celah reruntuhan bangunan musala ponpes Al Khoziny itu mengakui kaki kanannya tertimpa reruntuhan bangunan saat dia mau menyelamatkan diri.
Diceritakan, saat itu dia tengah salat Ashar berjamaah di musala.
Di rakaat pertama, ada serpihak-serpihak kecil dan kayu yang terjatuh dari atas.
"Kayak gak ada apa-apa," katanya.
Kemudian, masuk rakaat kedua lantai atas langsung runtuh menghujam ke bawah.
"Saya ditarik sama saudara saya. saudara saya lari, saya ikut lari, jatuh. kaki ketimpa reruntuhan," ungkapnya Rosi yang mengaku masih sadar saat itu.
Baca juga: Dua Korban Mushala Ambruk di Ponpes Al Khoziny Dimakamkan di Bangkalan
Setelah tubuhnya terjepit reruntuhan, Rosi mengaku sudah pasrah.
Awalnya dia berteriak meminta tolong, namun oleh anak-anak lainnya diminta diam sambil menunggu regu bantuan.
"Udah diem aja, tunggu bantuan. Hemat oksigen," katanya.
Selama 3 hari, Rosi hanya bisa baca salawat dan istighfar bersama anak-anak lainnya.
"Pikiran sudah mati. mati, mati. Pasrah," akunya dengan suara lirih.