Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keinginan Korban Selamat Tragedi Ponpes Al Khoziny, Rosi: Saya Hanya Ingin Kaki Palsu

Kompas.com, 6 Oktober 2025, 16:07 WIB
Bilal Ramadhan

Editor

SIDOARJO, KOMPAS.com - Terungkap satu keinginan Saiful Rosi Abdillah (14), santri korban runtuhnya mushala Ponpes Al Khoziny, setelah kakinya diamputasi.

Rosi hanya ingin mendapatkan kaki palsu laiknya kondisi normal sebelumnya.

Keinginan Rosi itu diucapkan saat dia ditanya wartawan saat masih menjalani perawatan di RSUD Notopuro Sidoarjo.

"Pengen kaki (palsu)," ucap Rosi pelan.

Baca juga: BNPB: Diperkirakan Masih Ada 13 Korban Tertimbun Reruntuhan Ponpes Al Khoziny

Rosi yang tertimbun 3 hari bertahan hidup dalam celah reruntuhan bangunan musala ponpes Al Khoziny itu mengakui kaki kanannya tertimpa reruntuhan bangunan saat dia mau menyelamatkan diri.

Diceritakan, saat itu dia tengah salat Ashar berjamaah di musala.

Di rakaat pertama, ada serpihak-serpihak kecil dan kayu yang terjatuh dari atas.

"Kayak gak ada apa-apa," katanya.

Kemudian, masuk rakaat kedua lantai atas langsung runtuh menghujam ke bawah.

"Saya ditarik sama saudara saya. saudara saya lari, saya ikut lari, jatuh. kaki ketimpa reruntuhan," ungkapnya Rosi yang mengaku masih sadar saat itu.

Baca juga: Dua Korban Mushala Ambruk di Ponpes Al Khoziny Dimakamkan di Bangkalan

Setelah tubuhnya terjepit reruntuhan, Rosi mengaku sudah pasrah.

Awalnya dia berteriak meminta tolong, namun oleh anak-anak lainnya diminta diam sambil menunggu regu bantuan.

"Udah diem aja, tunggu bantuan. Hemat oksigen," katanya.

Selama 3 hari, Rosi hanya bisa baca salawat dan istighfar bersama anak-anak lainnya.

"Pikiran sudah mati. mati, mati. Pasrah," akunya dengan suara lirih.

Setelah 3 hari, datang seseorang berteriak menanyakan apakah ada orang di dalamnya.

Rosi pun langsung berteriak menjawabnya.

"Ada pak, sini pak, tolong-tolong. Iya, tunggu tunggu. Ditanyain namanya siapa," katanya.

Baca juga: Korban Tragedi Ponpes Al Khoziny Dimakamkan di Bangkalan, Sang Ibu Histeris

Akhirnya, tim SAR berusaha mengevakuasi Rosi dengan mengebor beton yang menutupinya.

Saat itu, dia terpaksa menepis tangan temannya yang sudah tak berdaya di sampingnya karena harus ditarik ke luar oleh tim SAR.

"Saya disuruh duluan. Timnya masuk ngebor cor-coran yang ada di kaki, diangkat," ungkapnya.

Meski insiden itu hampir merenggut nyawanya, Rosi mengaku tidak trauma mondok.

Dia bahkan bertekat akan melanjutkan belajar di Ponpes Al Khoziny.

"Kalau udah sembuh, mau melanjutkan mondok," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Rosi Cuma Ingin Kaki Palsu Usai Diamputasi karena Tertimpa Reruntuhan Musala Ponpes Al Khoziny.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau