SIDOARJO, KOMPAS.com - Keluarga santri yang menunggu evakuasi di Kampus 2 Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur kini mulai berkurang.
Sebelumnya, pada Senin (29/9/2025) lalu, terjadi insiden ambruknya mushala di asrama putra Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur.
Bangunan tiga lantai itu menimpa ratusan santri saat sedang melaksanakan salat Ashar. Mereka turut menjadi korban atas insiden ini.
Sebagian lagi, belum diketahui keberadaannya.
Baca juga: UPDATE Korban Meninggal Tragedi Ponpes Al Khoziny Bertambah Jadi 46 Orang
Setiap hari sejak Senin lalu, keluarga inti dan saudara korban menunggu di posko dengan cemas.
Mereka menantikan kabar anaknya selama proses evakuasi berlangsung.
Saat layar monitor terpasang di posko media center yang memutar proses evakuasi, tayangan itu tak pernah sepi penonton.
Keluarga dan saudara korban silih berganti menonton di samping posko.
Mereka juga tidur berjejer di pelataran ruang kelas yang sebelumnya aktif digunakan kegiatan perkuliahan mahasiswa. Kini, suasanya nampak mulai sepi.
“Malam ini saya rencananya juga pulang, besok ke Rumah Sakit Bhayangkara,” kata salah satu orangtua anak yang belum ditemukan, Imam (47), Minggu (5/10/2025).
Baca juga: Tragedi Ponpes Al Khoziny, Menteri PU: Baru 50 Ponpes Kantongi Izin Bangunan
Imam merupakan ayah dari Mohammad Alfin Mutawakkil (18). Hingga kini Alfin belum dipastikan keberadaannya.
Sejak hari Selasa (30/9/2025), Wachid dan istrinya tidur di area mushala di samping Kampus 2 Al Khoziny.
Sesekali ia berjalan ke posko menilik papan daftar korban ditemukan.
Yang membuat area posko ini sebelumnya ramai karena bukan hanya keluarga inti yang menanti kabar tetapi juga saudara-saudara berkunjung bahkan menginap.
“Saya dari Bangkalan. Dari Selasa di sini tapi sama saudara-saudara juga ada yang ke sini. Saling menguatkan gitu,” ucapnya.