SIDOARJO, KOMPAS.com - Proses pencarian dan evakuasi korban runtuhan mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, masih berlangsung.
Hingga saat ini, sebanyak 49 orang dinyatakan hilang.
Per hari ini yang masih kita cari berdasarkan data yang ada dinyatakan hilang 49 orang. Mudah-mudahan bisa cepat (ketemu),” kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyantopada Sabtu (4/10/2025).
Namun, tim SAR gabungan belum dapat memastikan apakah 49 orang tersebut adalah korban dari runtuhan.
Sebagian santri telah ditemukan di lokasi lain.
“Apakah yakin masih di situ? Kita semua tidak tahu. Karena ada di reruntuhan, harapannya sesuai data, datanya dari Ponpes,” jelas Suharyanto.
Proses pengangkatan puing-puing dari bangunan yang ambruk telah mencapai 40 hingga 50 persen.
Tim SAR gabungan berupaya mempercepat proses evakuasi dengan tetap mengutamakan keselamatan semua pihak, terutama untuk menghindari korban terpotong.
“Tidak mungkin kita asal mengambil walaupun sudah meninggal. Masa tega ambil serampangan, nanti korban maaf terpotong atau apa. Kita mengutamakan kemanusiaan,” bebernya.
Seluruh alat berat yang memungkinkan telah dikerahkan untuk mempercepat pencarian, dengan target pencarian mencapai 20 hingga 30 persen per hari.
Runtuhnya bangunan mushala tiga lantai yang berfungsi sebagai tempat ibadah di area asrama putra Ponpes Al Khoziny terjadi pada Senin (29/9/2025) sekitar pukul 15.00 WIB, saat para santri sedang melaksanakan shalat Ashar.
Berdasarkan analisis tim SAR gabungan, penyebab ambruknya bangunan adalah kegagalan konstruksi akibat ketidakmampuan menahan beban dari kapasitas yang seharusnya.
Hingga kini, total korban runtuhan mushala Al Khoziny mencapai 118 orang.
Dari jumlah tersebut, 27 orang berhasil dievakuasi oleh petugas, sementara sisanya melakukan evakuasi mandiri.
Sebanyak 14 orang dinyatakan meninggal dunia, dan 104 orang selamat.
Namun, puluhan lainnya masih dalam proses pencarian.
Di antara yang ditemukan, satu korban atas nama Ibnu Fairus, yang sebelumnya masuk dalam daftar pencarian, ditemukan selamat di lokasi lain.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang