Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panik Dengar Mushala Ponpes Al Khoziny Ambruk, Ayah di Malang Langsung Terobos Kerumunan Cari Sang Anak

Kompas.com, 3 Oktober 2025, 17:59 WIB
Nugraha Perdana,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Perasaan panik seketika menyelimuti bapak berinisial S (44), warga Jalan Lesanpuro, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Jawa Timur begitu mendengar kabar bangunan mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo, ambruk pada Senin (29/9/2025) sore.

Tanpa pikir panjang, ia langsung bergegas menuju Sidoarjo untuk memastikan kondisi putranya, NSR (16), yang menjadi salah satu santri di sana.

"Saya ditelepon teman sekitar jam 5 sore. Katanya, 'Pondok ambruk pas ngecor, ada yang sedang shalat jemaah'."

"Saya langsung panik, pasti anak saya di sana. Saat itu juga saya berangkat ke pondok," ungkap S saat ditemui pada Jumat (3/10/2025).

Baca juga: Dua Santri Asal Malang Terluka Akibat Reruntuhan Mushala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

Setibanya di lokasi, pemandangan puluhan ambulans dan kerumunan orang yang panik menyambutnya. Kekhawatiran S semakin memuncak karena belum mengetahui nasib anaknya.

Ia pun menerobos keramaian, bertanya kepada setiap teman-teman putranya yang ditemui demi secercah informasi.

"Kondisi di sana sangat panik. Banyak sekali ambulans. Perasaan saya tidak karuan karena belum bertemu dengan anak saya," tuturnya.

Pencarian yang berlangsung selama beberapa waktu itu akhirnya membuahkan hasil. S menemukan NSR dalam keadaan selamat setelah waktu shalat Isya.

Putranya hanya mengalami luka ringan di bagian kepala dan telinga akibat benturan material bangunan.

Meskipun insiden tersebut meninggalkan trauma bagi anaknya, S dengan tegas menyatakan bahwa NSR harus kembali melanjutkan pendidikannya di ponpes.

Baca juga: Keluarga Santri Desak Evakuasi Korban Reruntuhan Ponpes Al Khoziny Dipercepat

Menurutnya, semangat menimba ilmu tidak boleh padam oleh musibah yang terjadi.

"Anak saya harus semangat. Jangan takut. Dia harus tetap kembali ke pondok untuk melanjutkan sekolahnya. Saya tidak ada kekhawatiran," tegasnya.

S yang memiliki dua anak mondok di Ponpes Al Khoziny dan satu diantaranya telah lulus masih menunggu informasi lebih lanjut dari pihak pesantren terkait kelanjutan kegiatan belajar.

Komunikasi antara wali santri dan pihak ponpes selama ini terjalin melalui grup percakapan WhatsApp.

Sebelumnya diberitakan, dua dari enam santri asal Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Jawa Timur dilaporkan menjadi korban luka ringan dalam insiden ambruknya bangunan mushala Ponpes Al Khoziny pada Senin (29/9/2025) sore.

Camat Kedungkandang, Fahmi Fauzan, mengonfirmasi kabar tersebut pada Jumat (3/10/2025).

Baca juga: Cerita Dokter Saat Amputasi Korban Tragedi Ponpes Al Khoziny di Lokasi

Ia menyatakan bahwa total ada enam santri dari wilayahnya yang menimba ilmu di ponpes tersebut, tersebar di Kelurahan Kedungkandang dan Lesanpuro.

"Empat anak dari Kelurahan Kedungkandang dipastikan selamat tanpa luka. Sementara dua anak lainnya dari Kelurahan Lesanpuro mengalami luka ringan," ujar Fahmi pada Jumat (3/10/2025).

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau