Salin Artikel

Panik Dengar Mushala Ponpes Al Khoziny Ambruk, Ayah di Malang Langsung Terobos Kerumunan Cari Sang Anak

Tanpa pikir panjang, ia langsung bergegas menuju Sidoarjo untuk memastikan kondisi putranya, NSR (16), yang menjadi salah satu santri di sana.

"Saya ditelepon teman sekitar jam 5 sore. Katanya, 'Pondok ambruk pas ngecor, ada yang sedang shalat jemaah'."

"Saya langsung panik, pasti anak saya di sana. Saat itu juga saya berangkat ke pondok," ungkap S saat ditemui pada Jumat (3/10/2025).

Setibanya di lokasi, pemandangan puluhan ambulans dan kerumunan orang yang panik menyambutnya. Kekhawatiran S semakin memuncak karena belum mengetahui nasib anaknya.

Ia pun menerobos keramaian, bertanya kepada setiap teman-teman putranya yang ditemui demi secercah informasi.

"Kondisi di sana sangat panik. Banyak sekali ambulans. Perasaan saya tidak karuan karena belum bertemu dengan anak saya," tuturnya.

Pencarian yang berlangsung selama beberapa waktu itu akhirnya membuahkan hasil. S menemukan NSR dalam keadaan selamat setelah waktu shalat Isya.

Putranya hanya mengalami luka ringan di bagian kepala dan telinga akibat benturan material bangunan.

Meskipun insiden tersebut meninggalkan trauma bagi anaknya, S dengan tegas menyatakan bahwa NSR harus kembali melanjutkan pendidikannya di ponpes.

Menurutnya, semangat menimba ilmu tidak boleh padam oleh musibah yang terjadi.

"Anak saya harus semangat. Jangan takut. Dia harus tetap kembali ke pondok untuk melanjutkan sekolahnya. Saya tidak ada kekhawatiran," tegasnya.

S yang memiliki dua anak mondok di Ponpes Al Khoziny dan satu diantaranya telah lulus masih menunggu informasi lebih lanjut dari pihak pesantren terkait kelanjutan kegiatan belajar.

Komunikasi antara wali santri dan pihak ponpes selama ini terjalin melalui grup percakapan WhatsApp.

Sebelumnya diberitakan, dua dari enam santri asal Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Jawa Timur dilaporkan menjadi korban luka ringan dalam insiden ambruknya bangunan mushala Ponpes Al Khoziny pada Senin (29/9/2025) sore.

Camat Kedungkandang, Fahmi Fauzan, mengonfirmasi kabar tersebut pada Jumat (3/10/2025).

Ia menyatakan bahwa total ada enam santri dari wilayahnya yang menimba ilmu di ponpes tersebut, tersebar di Kelurahan Kedungkandang dan Lesanpuro.

"Empat anak dari Kelurahan Kedungkandang dipastikan selamat tanpa luka. Sementara dua anak lainnya dari Kelurahan Lesanpuro mengalami luka ringan," ujar Fahmi pada Jumat (3/10/2025).

https://surabaya.kompas.com/read/2025/10/03/175906178/panik-dengar-mushala-ponpes-al-khoziny-ambruk-ayah-di-malang-langsung

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com