“Saya hanya bisa terus berdoa saja, Mbak, semoga bisa diselamatkan dalam keadaan baik dan sehat,” pungkasnya.
Baca juga: Penyebab Mushala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk: Kegagalan Konstruksi
Di kesempatan yang sama, Shadiq (57) yang sudah menunggu di posko keselamatan sejak kemarin, Senin (29/9/2025).
Ia tak tidur semalaman sambil terus berharap ada kabar baik dari keberadaan cucunya, Muhammad Azam Habibi, yang tengah duduk di bangku SMP kelas VIII.
Shadiq mengungkapkan pertama kali mendengar kabar robohnya mushala ponpes tersebut justru dari Radio Suara Surabaya (SS) sekitar pukul 16.30 WIB.
“Jadi kemarin sore kan saya di rumah terus kebetulan dengar SS katanya ada pondok roboh, terus gak lama kemudian saya dapat info dari SS juga pondok sini,” ungkap Shadiq.
Ia menuturkan, tidak ada satu pun pihak ponpes yang memberitahu pihak keluarga.
Justru kedua orangtua Azam mengetahui kabar tersebut dari Shadiq.
“Malahan kan orangtuanya Azam masih kerja, terus saya yang beritahu mereka pertama kali,” tuturnya.
Baca juga: Penyebab Mushala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk: Kegagalan Konstruksi
Ia bersama satu keluarga pun langsung meluncur ke lokasi kejadian dan sampai sekitar pukul 19.00 WIB.
Kini, Shadiq hanya bisa berharap agar cucunya dapat ditemukan dengan kondisi selamat.
“Harapan saya ada mukjizat untuk dia masih hidup tapi kan dikembalikan lagi semua yang mengatur Tuhan,” ucapnya.
Tragedi ini tentu menjadi mimpi paling buruk yang tak pernah terbayangkan bagi setiap orangtua.
Kini, mereka hanya bisa berpasrah kepada Tuhan sembari berharap agar tim penyelamat dapat segera menemukan setiap anak yang hilang.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang