Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Nanda Ubah Uang Receh Sisa Belanja Jadi Tabungan Emas

Kompas.com, 25 September 2025, 08:23 WIB
Sukoco,
Andi Hartik

Tim Redaksi

“Sering Googling, ternyata kenaikan harga emas itu paling tinggi dibandingkan dengan investasi lainnya,” ucapnya.

Nanda mengaku, tingginya kenaikan harga emas seharusnya membuat harga beli juga mahal.

Namun, karena adanya kemudahan sistem yang ditawarkan oleh Pegadaian, membeli emas menurutnya jadi lebih mudah.

“Cara mudah yang ditawarkan Pegadaian itu yang mebuat kita jadi mudah membeli emas. Padahal secara logika semakin harga naik, pastinya harga belinya juga naik. Bayangin dari uang receh sisa belanja di pasar setiap hari kita bisa beli emas,” ujarnya tersenyum.

Fenomena peralihan dari perhiasan ke tabungan emas tidak hanya dialami Nanda. Pegadaian mencatat, minat masyarakat Ponorogo terhadap investasi emas terus meningkat.

Nanta, pegawai Pegadaian Ponorogo, menjelaskan bahwa harga emas mengalami lonjakan signifikan membuat masyarakat justru semakin berminat membeli emas.

“Sejak Januari sampai September 2025, harga emas naik 35,5 persen. Tahun lalu kenaikannya hanya sekitar 26 persen. Artinya dari kenaikan harga saja ada selisih hampir 10 persen,” terangnya.

Menurutnya, masyarakat semakin cerdas dalam memilih instrumen investasi. Apalagi, melalui tabungan emas, Pegadaian Ponorogo memberikan kemudahan masyarakat membeli emas dengan sistem menabung dengan nilai mulai dari 0,1 gram emas.

Pegadaian mengEMASkan Indonesia, menghadirkan solusi keuangan yang inovatif. “Tabungan emas bisa dimulai dari Rp 30.000 saja. Pedagang kecil bisa menyisihkan Rp 10.000 per hari. Dalam sebulan terkumpul Rp 300.000, lalu dikonversi menjadi 0,1 gram emas,” katanya.

Keunggulan tabungan emas, menurut Nanta, terletak pada kemudahannya. Nasabah tidak perlu menunggu memiliki uang jutaan rupiah untuk membeli emas batangan.

Mereka cukup menabung sesuai kemampuan, lalu saldo otomatis berubah menjadi emas.

Pegadaian yang kini berstatus bullion bank juga menambah fleksibilitas transaksi emas.

“Masyarakat tidak perlu khawatir dengan fluktuasi harga. Justru saat harga naik, mereka merasa diuntungkan. Dengan akses digital, siapa pun bisa membuka tabungan emas kapan saja,” kata Nanta.

Aset untuk masa depan

Bagi Nanda, tabungan emas bukan sekadar investasi, melainkan jaminan masa depan keluarga.

“Saya merasa lebih tenang. Kalau ada kebutuhan mendesak, emas bisa digadaikan. Kalau untuk jangka panjang, tabungan emas bisa jadi bekal pendidikan anak,” ujarnya.

Pengalaman Nanda menunjukkan bahwa emas telah bertransformasi. Tidak lagi sekadar perhiasan yang dikenakan, tetapi menjadi tabungan yang sederhana, aman, dan terjangkau.

“Bagi saya, tabungan emas benar-benar menolong. Mudah, aman, dan bisa untuk masa depan anak-anak,” tutup Nanda.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:


Terkini Lainnya
Kuliah Sambil Jadi Kurir Paket, Gibran Harus Pandai Bagi Waktu dan Rendahkan Ego
Kuliah Sambil Jadi Kurir Paket, Gibran Harus Pandai Bagi Waktu dan Rendahkan Ego
Surabaya
Jadi Kurir Paket, Hamdan Kerap Bantu Pelanggan supaya Tak Tertipu Pesanan Palsu
Jadi Kurir Paket, Hamdan Kerap Bantu Pelanggan supaya Tak Tertipu Pesanan Palsu
Surabaya
Kisah Mahasiswa di Surabaya Kerja Sampingan Jadi Kurir Makanan demi Uang Kuliah
Kisah Mahasiswa di Surabaya Kerja Sampingan Jadi Kurir Makanan demi Uang Kuliah
Surabaya
Dua Pelaku Pemalakan di Pantai Bangsring Banyuwangi Beraksi Sejak 2023
Dua Pelaku Pemalakan di Pantai Bangsring Banyuwangi Beraksi Sejak 2023
Surabaya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau