Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Situs Diduga Peninggalan Majapahit di Situbondo Dirusak, Perusahaan Janji Taati Aturan Pemerintah

Kompas.com, 16 September 2025, 15:58 WIB
Ridho Abdullah Akbar,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

SITUBONDO, KOMPAS.com - Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB) Situs Daleman, yang berasal dari Kerajaan Majapahit, di Desa Banyuglugur, Kecamatan Banyuglugur, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, mengalami kerusakan akibat dampak pembangunan sebuah perusahaan.

Pada Selasa (16/9/2025), pihak perusahaan yang terlibat mendatangi Pemerintah Kabupaten Situbondo untuk menyampaikan permohonan maaf dan meminta arahan terkait kelanjutan proyek mereka.

Muhammad Yusran, Wakil Manajer PT Hongkai dan PT Fuyuan, menyatakan bahwa pihaknya menghormati semua keputusan pemerintah daerah mengenai dugaan adanya situs cagar budaya di lokasi investasi mereka.

Baca juga: Candi Brahu: Jejak Warisan Majapahit yang Masih Tegak di Trowulan

"Kami sudah berhenti beberapa hari yang lalu ya, semenjak ada informasi dugaan situs budaya."

"Kami sangat menghargai, kalaupun memang itu nanti dinyatakan sebagai situs cagar budaya, tentunya kami akan menghormati langkah-langkah pemerintah Situbondo," ujar Yusran.

Ia menjelaskan bahwa pihak perusahaan baru mengetahui adanya informasi mengenai situs cagar budaya tersebut.

Sebelumnya, mereka tidak menyadari bahwa lokasi yang mereka gali merupakan bagian dari peninggalan sejarah.

"Kami akan mengikuti petunjuk dari pemerintah daerah Situbondo jika memang itu masuk kawasan situs sejarah. Nanti kita lihat di daerah mana, apakah lokasi kami masuk," tambahnya.

Wakil Manager PT Hongkai dan PT Fuyuan, Muhammad Yusran , dan pemilik datangi Pemkab Situbondo Jawa Timur.KOMPAS.com/Ridho Abdullah Akbar Wakil Manager PT Hongkai dan PT Fuyuan, Muhammad Yusran , dan pemilik datangi Pemkab Situbondo Jawa Timur.

Yusran juga menegaskan bahwa semua administrasi perusahaan telah mendapatkan izin dari pemerintah daerah dan pusat.

Namun, mereka belum mengetahui informasi mengenai situs sejarah tersebut.

"Kami masih mencoba untuk mencari kebenaran ya, kami menunggu dari pihak yang berwenang, yakni dari Balai Pelestarian Kebudayaan," ujarnya.

Di sisi lain, Tim Cagar Budaya Yayasan Museum Balung (YMBS), Irwan Kurniadi, mengungkapkan bahwa lokasi situs tersebut telah terdaftar dalam ODCB dengan nomor 119/STB/2022.

Baca juga: Jatim Tanam Pohon Majapahit di IKN, Simbol Sinergi Rp 1 Triliun

Secara hukum, lokasi tersebut sudah mendapatkan perlindungan berdasarkan Pasal 31 Undang-Undang Cagar Budaya Nomor 11 Tahun 2010.

"Kerusakan yang terjadi meliputi beberapa struktur bangunan yang tertanam dan terurai keluar, namun yang lebih krusial adalah matinya mata air di sana yang diperkirakan awalnya adalah petirtaan," ungkap Kurniadi.

Dalam pantauan wartawan, terlihat bahwa banyak bata ukuran besar di situs peninggalan sejarah tersebut yang pecah dan hancur akibat terkena alat berat.

Selain itu, sumber mata air di daerah itu juga mengering, menambah kekhawatiran akan hilangnya warisan budaya yang berharga.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau