SURABAYA, KOMPAS.com - Kericuhan demonstrasi yang berlangsung dari 29 hingga 31 Agustus 2025 memberikan dampak signifikan terhadap penurunan ekonomi di Jawa Timur, khususnya di Surabaya.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur, Adik Dwi Putranto, mengungkapkan bahwa berbagai sektor usaha di Surabaya mengalami penurunan yang cukup besar.
Sektor-sektor yang terdampak termasuk sektor riil, jasa, ritel, transportasi, makanan dan minuman (F&B), serta logistik.
“Kalau di Surabaya yang langsung kena itu kan ritel, termasuk teman-teman yang ada di diler mobil, terus sektor transportasi, sektor jasa seperti perhotelan, restoran, itu yang paling langsung berdampak,” ujar Adik saat dihubungi Kompas.com, Selasa (2/9/2025).
Baca juga: Polrestabes Surabaya Periksa 18 Terduga Pelaku Perusakan Fasum
Ia menambahkan bahwa penurunan omzet mencapai hampir 50 persen per hari, dengan nilai sekitar Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar dari masing-masing sektor.
“Kira-kira penurunan omzet bisa sampai 50 persen lah per hari, sekitar Rp 500 juta sampai Rp 1 miliar per hari,” tuturnya.
Sektor yang paling parah terdampak adalah ritel dan transportasi.
Banyak toko offline terpaksa tutup sementara untuk menghindari dampak dari demonstrasi.
“Terus kalau kita lihat kan banyak toko-toko tutup dan juga transportasi kan jelas berhenti, itu juga yang menyebabkan penurunan omzet,” ungkapnya.
Adik juga mencatat bahwa pengusaha ritel online turut merasakan dampak, terutama akibat pemberhentian fitur live TikTok yang menyebabkan omzet mereka merosot hingga sekitar 40 persen.
“Karena teman-teman (ritel online) kan akhirnya untuk logistiknya kan juga berhenti selama waktu demonstrasi itu, jadinya mereka untuk pengantaran barang juga tidak bisa,” ucapnya.
Baca juga: Bunker Tegalsari, Jejak Perang Dunia II Ikut Rusak, Cagar Budaya di Surabaya Selain Gedung Grahadi
Lebih lanjut, banyak ritel online yang menghentikan operasional sementara juga berdampak pada usaha kurir yang memilih untuk tidak beroperasi demi menghindari risiko di jalanan.
“Tapi kan ada perjalanan yang kadang-kadang kurirnya enggak berani, karena mereka kan harus bertanggung jawab terhadap barangnya juga,” sebutnya.
Sementara itu, Adik menjelaskan bahwa sektor logistik tidak terlalu terdampak signifikan, karena banyak pengiriman barang ke dalam maupun luar negeri yang masih bisa ditunda.
“Ini kan hanya 4 hari, kecuali kalau menundanya terlalu lama, dampaknya kan ada antrean di pelabuhan, terus pihak buyer bisa memutuskan penjualan itu dan mencari barang di negara lain, kalau terlalu lama,” terangnya.
Ia berharap peristiwa ini menjadi pembelajaran bagi pejabat publik dalam melakukan pembenahan beberapa kebijakan.
Baca juga: 3 Hari Aksi di Surabaya, 109 Orang Ditangkap, 26 Belum Dipastikan Keberadaannya
“Lah, memang harus ada pembenahan untuk pemerintah terkait dengan kebijakan-kebijakan yang jadi sorotan teman-teman demonstran terkait dengan pajak, tunjangan DPR, sikap DPR,” ucapnya.
Adik juga menekankan pentingnya perbaikan komunikasi antara pemerintah dan anggota dewan agar tidak menimbulkan konflik di masyarakat.
“Karena ini kan ada kebuntuan komunikasi. Kebuntuan saluran aspirasi masyarakat ke pejabat publik juga,” pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang