LUMAJANG, KOMPAS.com - Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mengalami dua kali erupsi, Rabu (20/8/2025).
Pos pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur melaporkan, Gunung Semeru mengalami erupsi pukul 05.38 dan 07.21 WIB.
Erupsi pertama pukul 05.38 WIB berupa semburan asap dengan intensitas sedang setinggi 700 meter mengarah ke barat.
Erupsi berikutnya, pukul 07.21 WIB, berupa letusan asap berwarna putih kelabu dengan intensitas tebal setinggi 800 meter dari puncak kawah Jonggring Saloko mengarah ke barat dan barat daya.
"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Rabu, 20 Agustus 2025 pukul 07.21 WIB dengan tinggi kolom abu teramati 800 meter diatas puncak," tulis petugas PPGA Semeru Sigit Rian Alfian, Rabu (20/8/2025).
Baca juga: Hujan Deras, Rumah Warga di Lereng Gunung Semeru Terendam Banjir
Sebagai informasi, dalam 24 jam terakhir atau pada Selasa (19/8/2025), Gunung Semeru tercatat mengalami erupsi sebanyak 52 kali.
PPGA Semeru juga mencatat ada dua kali getaran banjir lahar hujan yang terekam seismograf dengan amplitudo 8-14 mm selama 1.111-1.835 detik.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang Yudhi Cahyono mengatakan, sampai saat ini pihaknya belum menerima laporan mengenai dampak erupsi
"Dampak sementara nihil, belum ada laporan yang masuk," kata Yudhi.
Baca juga: Dusun Sumberlangsep Terisolasi Banjir Lahar Gunung Semeru, BBWS Brantas Turun Tangan
Yudhi menjelaskan, saat ini status aktivitas Gunung Semeru berada di level II atau waspada.
Meski begitu, ia mengimbau warga untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 8 kilometer dari puncak.
Di luar jarak tersebut, masyarakat juga dilarang melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan.
Karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
Baca juga: Saat Siswa di Lumajang Pulang Diantar Ekskavator Seberangi Aliran Lahar Gunung Semeru
Terlebih, saat ini sekitar Gunung Semeru kerap diguyur hujan lebat yang beresiko menimbulkan banjir lahar.
"Waspada terhadap potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru," imbaunya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang