Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dusun Sumberlangsep Terisolasi Banjir Lahar Gunung Semeru, BBWS Brantas Turun Tangan

Kompas.com, 2 Agustus 2025, 16:22 WIB
Miftahul Huda,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

LUMAJANG, KOMPAS.com - Petugas dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas mulai melakukan upaya normalisasi aliran Sungai Regoyo, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Normalisasi harus dilakukan karena debit air di Sungai Regoyo sudah menutupi jembatan limpas yang menghubungkan Dusun Sumberlangsep dan Sumberkajar. Akibatnya, 139 kepala keluarga di Dusun Sumberlangsep terisolasi.

Kondisi ini setidaknya sudah dirasakan warga Sumberlangsep dalam lima hari terakhir. Sebab, derasnya banjir lahar hujan Gunung Semeru membawa material vulkanik yang menutupi jembatan limpas.

Baca juga: Aliran Banjir Lahar Gunung Semeru Deras, Distribusi Sembako ke Warga Terisolir di Sumberlangsep Gunakan Alat Berat

Akses satu-satunya warga Sumberlangsep untuk beraktivitas di luar dusun tidak bisa dilewati. Ada pun, Sungai Regoyo adalah aliran sungai yang berada di kaki Gunung Semeru, dan menjadi langganan terjangan banjir lahar dingin saat hujan turun.

Satu-satunya jalan yang bisa dilewati oleh warga adalah jembatan limpas yang membentang di atas Sungai Regoyo sepanjang 200 meter, dengan lebar jembatan hanya dua meter.

Jembatan limpas adalah jembatan tanpa pagar yang konstruksinya mirip dengan dam atau bendungan. Letaknya memotong aliran sungai.

Bagian bawah jembatan limpas tersebut diberi rongga untuk jalan air dan material, sedangkan di atasnya difungsikan untuk jalan melintas warga.

Petugas BBWS Brantas, Nur Afandi mengatakan, proses normalisasi sungai dilakukan agar aliran sungai bisa melewati rongga yang ada di bawah jembatan limpas.

Baca juga: Hendak Sekolah, Siswa di Lumajang Terjatuh Saat Digendong Ayahnya Seberangi Aliran Lahar Semeru

Sehingga, badan jembatan bisa dilewati warga untuk beraktivitas sehari-hari. Menurut dia, saat ini ada dua unit eskavator yang diterjunkan ke Sungai Regoyo.

Selain melakukan normalisasi, eskavator ini juga tidak jarang membantu warga yang hendak melintasi sungai, seperti ibu-ibu yang hendak belanja dan anak-anak pulang sekolah.

"Melakukan normalisasi agar air lewat di bawah pelintas jembatan limpas, saat ini ada dua alat berat yang kami turunkan," kata Nur Afandi di Sungai Regoyo, Sabtu (2/8/2025).

Menurut Afandi, normalisasi hanya langkah awal untuk memudahkan mobilitas warga.

Ke depan, kata Afandi, desain jembatan limpas akan disempurnakan agar warga tidak lagi terganggu saat terjadi banjir lahar hujan Gunung Semeru.

"Ini langkah awal, kedepan akan dilakukan penyempurnaan desain pelintas yang ada di Sumberlangsep," sambung dia.

Baca juga: Diterjang Banjir Lahar Gunung Semeru, Puluhan Siswa di Lumajang Sudah 2 Hari Libur Sekolah

Sementara itu, Bupati Lumajang, Indah Amperawati mengatakan, pihaknya sudah melaporkan kondisi warga Sumberlangsep ke Kementerian PUPR. Sebab, jembatan limpas adalah aset pemerintah pusat.

Ia meminta agar normalisasi ini dilakukan karena ancaman banjir lahar bisa terjadi kapan saja.

"Saya sudah lapor ke Pak Menteri PU karena ini asetnya pusat, tidak ada yang bisa dilakukan selain normalisasi karena kondisinya memang sudah tertutup material jembatannya," ujar Indah.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau