Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringati HUT Ke-80 RI, Ribuan Anak di Madiun Kibarkan Bendera Merah Putih di Bukit Sampah

Kompas.com, 15 Agustus 2025, 15:54 WIB
Muhlis Al Alawi,
Andi Hartik

Tim Redaksi

MADIUN, KOMPAS.com - Ribuan anak mengibarkan bendera merah putih di bukit Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah yang berada di Kelurahan Winongo, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, Jawa Timur, Jumat (15/8/2025).

Selain memperingati Hari Pramuka dan HUT RI Ke-80, pengibaran bendera itu untuk menanamkan karakter cinta Tanah Air bagi anak-anak sekolah.

Wali Kota Madiun, Maidi menyatakan, upacara HUT Pramuka tahun ini sengaja digelar di lokasi TPA yang sudah diproses sebagai tempat wisata baru. Selain menanamkan karakter cinta Tanah Air, siswa yang mengikuti upacara dapat membantu pemerintah memerangi sampah.

Baca juga: Peringatan HUT RI, Usaha Sewa Kostum di Kota Madiun Kebanjiran Pesanan Baju Karnaval

“Maka di bukit (TPA) inilah bagaimana anak-anak enjoy di sini dan anak-anak senang di sini. Karakter anak kita bangun sejak dini. Jadi mulai dari penananam pohon, memerangi sampah dan cinta Tanah Air ini harus dari awal. Dan anak-anak tidak boleh meninggalkan itu semua,” kata Maidi.

Tak hanya itu, kata Maidi, pengibaran 2.000 bendera merah putih usai pelaksanaan upacara HUT Pramuka mengajak seluruh siswa untuk meningkatkan semangat nasionalisme. Terlebih, saat ini seluruh warga tinggal menikmati kemerdekaan yang telah susah payah diraih para pejuang.

Baca juga: Hingga Awal Agustus 2025, 7 Orang Tewas dalam Kecelakaan di Perlintasan Kereta Daop 7 Madiun

“Sejarah masa lalu itu tidak akan kembali ke masa lalu. Masa lalu yang harus dikenang dan dilakukan dan diturunkan ke generasi kita salah satunya kemerdekaan dan hari pramuka. Maka di sini dengan anak-anak bergemberia ria. Dia mengingat kemerdekaan dan dia juga mengingat ulang tahun pramuka. Maka tatkala kita tanamkan kepada anak-anak, maka inilah awal kesuksesan membangun dirinya dan karakternya,” jelas Maidi.

Maidi mengatakan, saat ini Pemkot Madiun sementara mewujudkan bukit TPA menjadi tempat wisata baru yang ke depan banyak pepohonan dan tanaman buah-buahan. Targetnya, tahun 2026 bukit TPA ditutup kemudian setahun kemudian Kota Madiun sudah zero sampah.

“Ini tempat mendidik anak-anak masa depan dan modal anak masa depan. Sampah semua pasti produksi. Dan tahun 2027 Kota Madiun sudah zero sampah,” kata Maidi.

Menurut Maidi, ke depan sampah yang terkumpul sudah harus habis di tempat pembuangan sementara. Rencananya, Pemkot Madiun akan membeli delapan mesin insinerator senilai Rp 12 miliar mulai tahun ini.

Bagi Maidi, keberadaan mesin insinerator menjadi kunci menuju target zero waste. Mesin insinerator berkapasitas 3 ton akan membakar sampah rumah tangga hingga menjadi briket. Rencananya, mesin insinerator ini ditempatkan di setiap kecamatan yang memiliki Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST).

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau