Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Pemuda Curi Sekarung Bawang Merah di Pasar Sayur Madiun

Kompas.com, 7 Agustus 2025, 05:51 WIB
Muhlis Al Alawi,
Andi Hartik

Tim Redaksi

MADIUN, KOMPAS.com - Seorang pemuda mencuri sekarung bawang merah di salah satu kios di Pasar Sayur Kelurahan Bangunsari, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, pada Selasa (5/8/2025) pagi.

Identitas pemuda itu terungkap setelah aksinya saat membawa sekarung bawang merah terekam CCTV dan videonya viral di media sosial.

Murti, salah satu pedagang di Pasar Sayur Bangunsari yang dikonfirmasi Rabu (6/8/2025) menyatakan, aksi pencurian sekarung bawang merah seberat 50 kilogram itu terjadi di kios milik Warsi, pedagang asal Desa Sukorejo, Kecamatan Kebonsari. Warsi mengetahui sekarung bawang merahnya hilang saat hendak melayani pembeli.

Baca juga: Jadi Tersangka Kasus Korupsi Pembangunan Kolam Renang Rp 600 Juta, Kades di Madiun Ditahan Jaksa

“Saat pasar mulai ramai, Warsi baru menyadari kehilangan barang. Mendapatkan keluhan dari Warsi, para pedagang membantu mencari keberadaan barang yang hilang dengan memeriksa rekaman CCTV,” ujar Murti.

Dari rekaman CCTV itu, kata Murti, terlihat seorang pria tak dikenal membawa kabur dua karung berisi bawang merah. Tak hanya sekali, kejadian serupa pernah terjadi sebelumnya di pasar tersebut.

Baca juga: Polisi Ungkap Penyebab Pemandu Lagu di Madiun Tewas Usai Tenggak Miras, Korban Sakit Lambung Akut

Hanya saja kali ini, kata Murti, identitas pelaku terungkap dari bantuan rekaman CCTV. Dari rekaman CCTV, korban melaporkan kejadian itu Polsek Dolopo.

Bawang merah menjadi sasaran pencurian mengingat harganya yang masih tinggi di pasar Kabupaten Madiun. Satu kilogram, bawang merah dijual Rp 50.000.

Kapolsek Dolopo AKP Nuryadi yang dikonfirmasi terpisah menyatakan polisi berhasil menangkap pelaku pencurian bawang merah milik Warsi berinisial BH (27), warga warga Desa Suluk, Kecamatan Dolopo. Identitas pelaku terungkap berdasarkan rekaman CCTV yang dipasang di pasar.

“Berkat rekaman CCTV kami berhasil mengidentifikasi pelaku lalu menangkapnya. Kepada polisi, pelaku mencuri sekitar 50 kilogram bawang merah dengan harga di pasaran mencapai Rp 2,5 juta,” terang AKP Nuryadi.

Namun kasus ini diselesaikan secara kekeluargaan setelah korban memutuskan berdamai dengan pemuda berinisial BH. Jalur penyelesaian kasus secara damai disaksikan aparat desa, keluarga dua belah pihak hingga tokoh masyarakat.

Tak hanya itu, kepada polisi, BH mengaku baru sekali mencuri dan menyesal. Bawang merah seberat 50 kilogram itu sudah dijual kepada orang lain.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau