Selanjutnya, untuk mendokumentasikan buku-buku yang dinilai sangat penting, pengelola P3GI juga bekerja sama dengan Perpustakaan Nasional menyalin ke digital.
Sehingga naskah tidak hanya berbahasa Inggris atau Indonesia juga bahaha laur lainnya dalam bentuk e-book.
Baca juga: Perpustakaan Inklusi di Manggarai Timur NTT, Ruang Hidup Inspiratif
Sementara itu, Doni, salah satu pengunjung perpustakaan di P3GI mengaku sangat senang bila melihat buku-buku lama yang masih terselamatkan dan tersimpan rapi.
Karena belum banyak orang mengetahui tentang perkembangan tebu dari jaman Belanda hingga sekarang.
"Saya pernah masuk juga perpustakaan di bawah tanah itu. Bukunya tebal dan berbahasa Inggris," ujarnya.
Selain perpustakaan, pengunjung P3GI dapat menikmati dengan sejumlah peninggalan peralatan penelitian perkebunan jaman Belanda.
Mesin giling kuno, gedung tua, kereta tebu hingga hasil olahan tebu.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang