Menurutnya, kalimat sudah jalannya itu mengartikan bahwa akhirnya dia bisa mendapatkan tempat untuk bisa menitip dan menerima ibunya.
“Pun dalane itu maksudnya sudah jalannya akhirnya bisa nitip ke Griya Lansia. Karena kan sebelumnya nyoba ke pemerintah tidak bisa,” kata Fitriya, Senin (30/6/2025).
Pada tahun 2024, Fitrinya berencana menitipkan Nasikah ke Rumah Dinas Sosial milik Pemprov Jatim. Namun, rencana Fitrinya tidak disetujui dengan alasan Nasikah masih memiliki keluarga dan terikat dengan Perwali Kota Surabaya.
“Kan ada anak, meskipun tidak punya rumah tidak bisa diterima. Akhirnya saya dapat info dari teman soal Griya Lansia,” ungkapnya.
Baca juga: Anak Nasikah Tak Terima Dituding Buang Ibunya ke Griya Lansia
Dia mendapat informasi bahwa menitipkan anak ke Griya Lansia tidak dipungut biaya dan akan dirawat dengan baik. Akhirnya, Fitriya pun menghubungi Ketua Yayasan Griya Lansia, Arief Camra.
“Enak gratis, ternyata benar diterima dengan baik tapi ujung-ujungnya dikontenin dengan judul seperti itu. Sebenarnya tidak begitu mbak,” ujarnya.
Sementara alasan ingin menitipkan ibunya ke tempat lain karena dia dan kakaknya tidak memiliki rumah pribadi.
Fitriya tinggal di rumah mertua yang hanya berukuran 4x4 meter dan ditinggali oleh lima kepala selama dua tahun dinilai terlalu sesak.
Begitupun yang dirasakan oleh anak pertamanya Nasikah, Sri Rahayu yang masih tinggal dengan mertuanya. Sedangkan anak ketiganya sudah meninggal.
Sehingga, mereka berniat menitipkan Nasikah ke tempat lain.
Setelah konten Arief Camra viral, Fitri pun kembali menjemput ibunya dan menyewa satu kamar kos di kawasan Babatan, Surabaya. Keluarga besar secara bergantian menjaga Nasikah di kos.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang