Ia menyebutkan setelah berdoa bersama di Stadion Kanjuruhan bersama Arema FC, pada malam harinya mengunjungi salah satu rumah keluarga korban.
Bagi Presidium Aremania, kehadiran dalam kesederhanaan lebih bermakna daripada sekadar acara seremonial.
Namun begitu, mereka tengah mempersiapkan agenda yang lebih besar: Haul Akbar pada 1 Oktober 2025, tepat tiga tahun tragedi itu terjadi.
"Nanti di 1 Oktober 2025 akan ada haul akbar dari presidium," imbuhnya.
Seribu hari Tragedi Kanjuruhan bukan sekadar hitungan waktu. Tetapi cermin betapa panjang dan beratnya perjalanan mencari keadilan, menata duka, dan menjaga api kenangan agar tidak padam.
Baca juga: Seribu Hari Keadilan Tertiup Angin di Kanjuruhan
Tragedi Kanjuruhan bukan hanya catatan hitam dalam sejarah sepak bola nasional, tetapi juga luka kemanusiaan yang mengajarkan banyak hal: tentang keselamatan, tanggung jawab, dan kemanusiaan itu sendiri.
Dalam doa yang melangit dan harapan yang tak pernah mati, semua pihak berharap tragedi ini tidak akan pernah terulang kembali.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang