TRENGGALEK, KOMPAS.com - Massa sopir truk di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur melakukan aksi solidaritas untuk menolak aturan over dimension over load (ODOL) dan memberantas tindakan premanisme di jalan.
Mereka juga melakukan penutupan jalur utama antar-kota dengan cara memarkir truk-truk di tengah jalan, Kamis (19/06/2025).
"Aksi yang diikuti oleh lebih dari 287 armada truk berikut sopir ini berpusat di depan Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Trenggalek," kata salah satu sopir truk peserta aksi, Soetrisno, di kawasan Simpang Tiga Jarakan, Trenggalek, Jawa Timur, Kamis (19/06/2025).
Baca juga: Demo Protes Kebijakan soal ODOL, Sopir Truk di Brebes Sweeping Truk yang Melintas
Menurut dia, aksi ini merupakan bentuk solidaritas dari para sopir truk muatan di seluruh wilayah Trenggalek.
Selain menuntut aturan ODOL, mereka menuntut penyelesaian masalah premanisme yang kerap terjadi di jalan.
"Kami sopir menuntut agar tidak ada premanisme di jalan. Kemudian, ongkos logistik itu harus disesuaikan, dan menuntut revisi Undang-Undang Lalu Lintas Jalan Nomor 22 Tahun 2009,” kata Sutrisno.
Setelah menyampaikan aspirasi di kantor dewan, para pengemudi truk beserta armada menuju Simpang Tiga Jarakan, Kelurahan Karangsoko, Trenggalek, untuk bergabung bersama sopir truk lain.
Sebelumnya, truk-truk berkumpul di Simpang Tiga Jarakan untuk memblokade jalan utama.
Baca juga: Demo Sopir Truk Karanganyar Ricuh, Ambulans Dirusak
Akibatnya, jalanan di area tersebut dipenuhi truk yang diparkir dari tiga sisi, baik selatan, barat, maupun utara.
Dari sisi selatan, sepanjang satu kilometer, truk berjajar memenuhi jalur.
Dari arah Karangan juga dipadati truk pada satu sisi hingga simpang empat Jatiprahu, Kecamatan Karangan, Trenggalek.
Aksi penutupan jalan tersebut sebelumnya tidak direncanakan.
Namun, karena banyaknya sopir yang hadir dan tidak tertampung di area gedung dewan, mereka akhirnya memarkirkan truk di sepanjang jalan hingga Simpang Tiga Jarakan.
Selain itu, blokade juga sempat terjadi di simpang empat Jalan Ahmad Yani, Trenggalek.
Agar tetap bisa melintas, masyarakat harus memilih sejumlah jalur alternatif yang ada.