Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Jukir Resmi Supermarket di Surabaya Diintimidasi Jukir Liar

Kompas.com, 11 Juni 2025, 15:08 WIB
Izzatun Najibah,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Seorang juru parkir (jukir) resmi di salah satu supermarket di Surabaya mengungkapkan bahwa ia mengalami intimidasi dari jukir liar.

Hal ini terjadi di tengah upaya Pemerintah Kota Surabaya menertibkan keberadaan jukir liar yang selama ini meresahkan konsumen.

Pemerintah Kota Surabaya telah menyegel puluhan supermarket yang tidak menyediakan lahan parkir yang memadai dan jukir resmi.

Jukir resmi, yang mengenakan rompi khusus berlogo perusahaan supermarket, tidak memungut biaya retribusi dari konsumen.

Baca juga: Setuju Jukir Resmi, Warga: Tukang Parkir Sering Maksa Minta Uang, Kalau Nggak Dikasih, Kita yang Takut

Kebijakan ini diharapkan dapat mengurangi keberadaan jukir liar, namun kenyataannya, jukir resmi justru menghadapi ancaman dari mereka.

Aghofur Qhuzaini (37), seorang jukir resmi di Jalan Dharmahusada Surabaya, mengungkapkan pengalamannya.

"Ada (intimidasi). Disuruh pulang, awas di jalan, ini wilayahku," kata Ghofur saat ditemui Kompas.com di sela-sela tugasnya, Rabu (11/6/2025).

Ia menambahkan bahwa ancaman tersebut bukanlah hal baru, melainkan sudah dialaminya beberapa kali selama menjalani tugasnya.

"Sistem jukir resmi ini rollingan, sebelumnya saya di Basuki Rahmat (Basra), Kertajaya, dan Darmo. Di Basra juga mereka (jukir liar) bawa rombongan seperti mau ngeroyok," jelasnya.

Baca juga: Pastikan Ada Jukir Resmi, Eri Cahyadi Minta Jajarannya Cek 800 Minimarket di Surabaya

Ghofur mengungkapkan bahwa jukir liar tersebut biasanya datang dalam rombongan yang bisa mencapai 12 orang dan berasal dari luar Surabaya.

Meski merasa terancam, Ghofur mengaku tetap tenang dan berusaha menjalankan tugasnya.

"Saya sih santai, saya bilang saya itu dapat tugas dari Indomaret supaya jukir liar ini jangan masuk ke area parkiran," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa jukir liar dapat bertindak kapan saja, terutama ketika tidak ada aparat atau petugas pemerintah yang mengawasi.

"Mereka susah diajak ketemu. Pasti balik lagi nanti-nanti. Kalau sekarang-sekarang sih Pemkot masih aktif nyisir ya, kalau dua minggu lagi tidak tahu. Mereka tiba-tiba datang gitu aja," tambahnya.

Selain menertibkan kendaraan konsumen dan lalu lintas di depan supermarket, jukir resmi juga berperan dalam meredam gesekan antara supermarket dan jukir liar.

Baca juga: Eri Cahyadi: Pemilik Usaha Harus Sediakan Jukir Resmi agar Pelanggan Tak Perlu Bayar Parkir

"Waktu awal kita disosialisasi, kita juga meredam supaya tidak ada gesekan dengan Indomaret. Kalau mereka (jukir liar) minta kekerasan, kita hindari," tuturnya.

Meskipun sebelumnya bekerja sebagai sekuriti di sebuah perusahaan swasta, Ghofur mengaku tetap was-was dengan ancaman dari jukir liar.

Ia pun berharap agar aparat keamanan atau pegawai Pemkot Surabaya dapat memberikan perlindungan dengan menambah jumlah personel keamanan.

"Saya minta perlindungan dari pihak Pemkot atau aparat untuk benar-benar ditertibkan. Takutnya tiba-tiba muncul rombongan karena merasa dulu mereka yang jaga (parkiran)," pintanya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau