SURABAYA, KOMPAS.com - Dinas Lingkungan Hidup Jawa Timur menggelar bersih-bersih Pantai Gemah Tulungagung di Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Kamis (5/6/2025).
Sebanyak 1,2 ton plastik berhasil dibersihkan dari bibir pantai di Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Tulungagung.
Bersih-bersih pantai melibatkan beragam unsur masyarakat dari pelajar, ASN Pemkab Tulungagung, ASN Pemprov Jatim, aktivis lingkungan, hingga Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) desa setempat.
Ketua Tim Penggerak PKK Jatim yang juga istri Wakil Gubernur Jatim Emil Elistianto Dardak, Arumi Bachsin juga ikut turun memungut sampah di Pantai Gemah.
"Sejak pagi hingga siang, kita berhasil angkat 1,2 ton sampah plastik dan 5.000 kubik sampah kayu dan ranting pohon," kata Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jatim Nurkholis, dikonfirmasi Kamis sore.
Baca juga: Tumpukan Sampah di Pantai Gemah Tulungagung, Kendala Penanganan dan Harapan
Bersih-bersih Pantai Gemah juga melibatkan dua alat berat dan 10 unit truk.
Bersih-bersih Pantai Gemah menjadi atensi pihaknya karena banyak laporan masyarakat tentang kondisi Pantai Gemah beberapa waktu terakhir yang dipenuhi sampah kiriman dari sungai.
"Kondisi ini mengganggu kenyamanan wisatawan. Kunjungan wisata ke Pantai Gemah juga turun akibat banyaknya sampah," ujarnya.
Baca juga: Tumpukan Sampah Cemari Pantai Gemah Tulungagung, Pengelola Harapkan Bantuan Alat Berat
Sebelumnya diberitakan, sampah di Pantai Gemah sebagian besar disebut berasal dari muara Perum Jasa Tirta (PJT) Niyama.
Setiap musim hujan, sampah dari Muara Niyama terbawa arus hingga ke Pantai Gemah, serta ke pantai-pantai lain seperti Pantai Bayem dan Pantai Midodaren.
Kepala Desa Keboireng, Supirin sempat mengeluhkan biaya pembersihan sampah di Pantai Gemah. Karena itu, dia berharap pemerintah membantu menurunkan alat berat untuk membersihkan sampah di Pantai Gemah.
Pembersihan juga dianggap kurang optimal saat musim hujan. Karena setiap kali hujan, air dari muara selalu membawa sampah ke Pantai Gemah.
"Hampir setiap hari banjir, kita belum menangani. Kalau kita tangani sekarang, nanti sia-sia, karena setelah bersih, banjir lagi." ujarnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang