"Saya datang pukul 07.00 WIB, sudah ada makanan anak saya. Saya tanya, kok boleh makan? 'Iya, ini dikasih makan, terus aku makan'," kata Anju ketika dikonfirmasi, Sabtu (5/10/2024).
Melihat itu, Anju kebingungan karena menurutnya anaknya seharusnya diminta untuk berpuasa.
Selain itu, korban tidak diperiksa kembali kondisinya sebelum operasi amandel.
"Hasil labnya dia (korban) itu 10 hari sebelum operasi. Jadi mau operasi itu nggak ada observasi anak saya, cek darah atau apa, nggak ada, patokannya lab 10 hari yang lalu," kata dia.
Selanjutnya, korban mulai menjalani proses operasi amandel pukul 11.30 WIB.
Akan tetapi, BP secara tiba-tiba dinyatakan henti jantung dan dibawa kembali ke ICU sekitar pukul 15.45 WIB.
"Dia sudah enggak ada napasnya, jantungnya berhenti dan dokter bilangnya sudah memompa dan kejut jantung dua jam. Masih di ruang operasi, anak saya itu meninggal," ujarnya.
Baca juga: Polisi Segera Periksa RS Kartika Husada pada Kasus Anak Mati Batang Otak Usai Operasi Amandel
Mengetahui hal tersebut, Anju meminta ringkasan terkait penanganan anaknya selama di ruang operasi kepada pihak rumah sakit.
Namun, dia tidak menerimanya hingga sekarang.
"Saya minta resum, enggak dikasih sampai sekarang, enggak ada penjelasan juga. Ini ada kelalaian menurut saya, tapi saya belum tahu permasalahannya, siapa yang bertanggung jawab," ucapnya.
Ibu korban telah melaporkan peristiwa dugaan kelalaian rumah sakit tersebut ke Polresta Sidoarjo, Senin (30/9/2024).
Dia membawa bukti surat kematian, foto saat makan, dan hasil lab.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang