SURABAYA, KOMPAS.com - Di sudut tenang kota Surabaya, tepat di tepi Kalimas, sebuah kafe bernama Halaman 78 telah hadir sebagai ruang berkumpul yang nyaman.
Kafe ini tidak hanya menawarkan kopi dan makanan, tetapi juga pengalaman yang membuat waktu seolah berjalan lebih pelan.
Pengelola Halaman 78, Mohammad Nasik, menjelaskan bahwa nama kafe ini memiliki makna yang mendalam.
“Kita ini dapat tempat di antara Taman Ekspresi dan Museum Pendidikan. Terus berpikir kita sambungkan brand kita dengan sekitar biar matching."
Baca juga: Seekor Ular Piton Panjang 3 Meter Masuki Kafe di Jember
"Tiba-tiba muncul Halaman 78, kalau Museum Pendidikan berhubungan sama sekolah, nah berkait dengan halaman,” ujarnya kepada jurnalis termasuk Kompas.com.
“Jadi munculnya nama Halaman 78. Ya angka sakral saya juga,” imbuhnya.
Suasana sore hari Halaman 78 salah satu cafe yang berada di antara Museum Pendidikan dan Taman Ekspresi dengan pemandangan sungai Kalimas Surabaya.Terletak di antara Museum Pendidikan dan Taman Ekspresi, Halaman 78 hadir dengan konsep yang berbeda.
“Konsep yang ditawarkan kebetulan tempat ini di dekat sungai. Boleh dibilang, di Surabaya ini untuk sebuah kafe buat nongkrong santai anak muda atau keluarga jarang. Mungkin ada, tapi bentuk UMKM,” kata Nasik.
Kafe ini tidak hanya dibangun dari ambisi bisnis, tetapi juga dari kepekaan terhadap kebutuhan masyarakat.
Nasik menyadari banyak pelajar dan pengunjung museum yang membutuhkan tempat untuk bersantai.
“Suasana sekitar menjadi bagian dari yang ditawarkan kafe ini."
Baca juga: Deretan Minimarket dan Kafe yang Sudah Beroperasi di IKN
"Bukan hanya soal makanan atau minuman, tapi pemandangan perahu yang menyusuri Kalimas dengan suara musik yang mengalun dari sudut ruangan membuat tawa-tawa kecil dari pengunjung yang larut dalam kebersamaan,” ujarnya.
Pengunjung Halaman 78 pun beragam.
“Awalnya usia sekolah, tapi kan ini taman. Kita tidak mengesampingkan keluarga juga. Nah, waktu kita buka, keluarga ini banyak juga ternyata datangnya setelah Magrib."
"Kalau untuk pagi atau sore, kebanyakan anak sekolah atau kuliah karena memang dekat sama museum,” tutur Nasik.