MALANG, KOMPAS.com - Peninggalan kolonial Belanda masih bisa ditemui di Kota Malang, Jawa Timur, yakni salah satunya bunker bawah tanah yang berada di bangunan rumah di Jalan Terusan Ijen.
Bunker tersebut berukuran luas sekitar 80 meter persegi dengan ketebalan dinding atasnya sekitar satu meter serta terbuat dari beton cor.
Bunker itu telah ditetapkan sebagai cagar budaya dan dibangun pada tahun 1920 hingga 1930.
Pemilik bangunan bunker, Dewi Utari, mengatakan, awalnya saat membeli rumah tersebut, ia hanya bisa memasuki area bunker sampai lorong, dan di dalamnya penuh timbunan tanah.
"Kemungkinan, itu tanah yang terbawa hujan lalu masuk dan mengendap di ruangan bunker," kata Dewi Utari, Rabu (9/4/2025).
Baca juga: Pemprov Jakarta Kosongkan Bunker dan Pasang Deodorizer untuk Atasi Bau RDF Rorotan
Kemudian, area bunker dibersihkan selama empat bulan dan mulai dibenahi pada November 2024.
Setelah dibersihkan, bunker tersebut diketahui memiliki empat ruangan dan satu ruangan kecil yang difungsikan sebagai kamar mandi.
"Agar tidak pengap serta gelap, sudah saya pasangi kipas ventilasi serta penerangan lampu. Supaya tidak mengganggu kondisi struktur bangunan bunker, jalur listriknya pakai instalasi listrik ekspose," katanya.
Kini, bunker tersebut dimanfaatkan sebagai bagian dari kafe Gedong Ijen, dengan terdapat meja dan kursi, termasuk hiasan foto-foto lawas Kota Malang.
Baca juga: Kisah Anak Veteran Lebih Senang Tinggal di Bunker Bekas Perang Kemerdekaan di Surabaya
Meski begitu, bunker tersebut hanya difungsikan sebagai tempat berfoto serta belajar edukasi sejarah.
"Kalau untuk ngopi atau nongkrong, pengunjung tetap kami arahkan ke kafe dan bukan di dalam bunker. Untuk di dalam bunker, hanya dijadikan sebagai tempat foto-foto serta belajar edukasi sejarah," ucapnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang