BANGKALAN, KOMPAS.com - Gawai tak pernah lepas dari tangan Miftahol Umar (40), warga Perumahan Soka Park, Desa Bilaporah, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur.
Di depan layar ponselnya, ia sibuk melayani servis mesin cuci melalui video call. Bahkan, tak sedikit pelanggannya berasal dari mancanegara.
Keahliannya memperbaiki mesin cuci itu ia pelajari secara otodidak dari YouTube. Ia mulai tertarik mengulik alat pencuci pakaian itu setelah membuka usaha laundry di rumahnya.
Usaha laundry yang mulai dibuka tahun 2014 itu mulai mengalami kerusakan mesin. Miftah lalu mulai membongkar mesin cucinya dan belajar memperbaiki melalui tutorial YouTube.
Baca juga: Apa Bahayanya Jika Tidak Pernah Membersihkan Mesin Cuci?
"Jadi saya awalnya itu punya mesin cuci rusak. Daripada saya servis, saya punya ide untuk memperbaiki sendiri. Di situ saya mulai belajar tentang mesin cuci," ucap dia di Bangkalan, Jumat (25/4/2025).
Kecintaannya mengulik mesin cuci terus ia dalami. Sambil belajar memperbaiki, ia juga membuat konten setiap kegiatannya di ruang laundry-nya itu.
Lambat laun, usaha laundry milik Miftah mulai banyak dikenal. Tak sedikit teman dan kerabat yang lalu meminta solusi jika memiliki permasalahan di mesin cucinya.
"Jadi waktu itu teman istri saya mesin cucinya rusak, lalu minta saya ke sana. Tapi karena saat itu tidak bisa, saya bantu melalui video call, ternyata berhasil."
"Saya juga tidak menyangka bisa membantu memperbaiki hanya lewat video call," imbuh dia.
Dari situlah, Miftah lalu mulai memiliki ide untuk terus membuat konten berisi cara memperbaiki mesin cuci secara online.
Tak hanya itu, Miftah juga mulai menambah pengetahuannya untuk memperbaiki mesin dari berbagai merek.
Baca juga: Jangan Mencuci Karpet dengan Mesin Cuci, Ini Risikonya
"Lalu sekitar 2019 itu saya mulai membuat konten servis mesin dan mencantumkan nomor WhatsApp saya," ungkap dia.
Dengan cara itu, banyak nomor tak dikenal menghubungi Miftah. Mulai nomor telepon dari berbagai daerah di Indonesia hingga nomor dari sejumlah negara.
Bahkan, Miftah menjadi langganan tenaga kerja wanita (TKW) asal Hong Kong. Tak sedikit para pahlawan devisa menghubungi Miftah untuk meminta saran memperbaiki mesin cuci.
"Kebanyakan dari TKW Hong Kong, biasanya mereka selain dari YouTube juga antar mulut ke mulut. Selain itu ada dari Singapura, Abu Dhabi, Arab, dan ada juga dari Afrika," ungkap dia.
Mayoritas para TKW memilih menghubungi Miftah untuk memperbaiki mesin cuci agar tak diketahui majikannya.
Sebab, menurut cerita pelanggannya pada Miftah, majikannya akan memotong gaji jika terdapat mesin yang rusak.
"Jadi daripada mereka bawa mesin ke servis dan dipotong gaji, mereka banyak menghubungi saya. Rata-rata kerusakannya ringan, hanya karena sensor mesin tertutup kotoran atau air," sambung dia.
Dalam sekali layanan, Miftah mematok tarif Rp 250 ribu untuk pelanggan luar negeri dan Rp 150 ribu untuk pelanggan di Indonesia. Biaya itu akan dikeluarkan oleh pelanggan setelah mesin cuci berhasil diperbaiki.
"Alhamdulillah, untuk servis ringan itu 90 persen berhasil semua. Kalau untuk yang berat harus ganti alat, biasanya saya arahkan ke servis terdekat."
"Namun, jika alat itu bisa dibeli sendiri, saya pandu pemasangannya lewat video call," sambung dia.
Baca juga: 7 Hal yang Harus Dipertimbangkan Saat Membeli Mesin Cuci
Dalam sebulan, Miftah berhasil memperbaiki sekitar 5-8 mesin cuci melalui video call. Namun, setiap hari pelanggannya selalu datang menghubungi meminta saran dari kerusakan mesin cucinya.
"Setiap hari itu selalu ada yang menghubungi untuk mengecek tingkat kerusakannya. Karena tidak semuanya bisa ditangani dengan video call, tergantung kerusakannya," tutur dia.
Salah satu pelanggan Miftah, Rahman asal Cinere, Kota Depok, Jawa Barat, mengaku mengetahui jasa servis milik Miftah dari YouTube.
"Saya buka YouTube cari tutorial perbaiki mesin cuci. Lalu nemu channel-nya mas Miftah dan di situ ada nomornya juga, jadi langsung saya hubungi," imbuh dia.
Ia mengaku, Miftah bisa memberikan solusi untuk masalah kerusakan mesinnya. Bahkan, Miftah juga bisa memberikan saran untuk membeli item-item yang dibutuhkan untuk memperbaiki mesin.
"Jadi untuk kerusakan yang saya alami ini, door lock-nya yang bermasalah. Jadi cukup beli item itu saja lalu dipasang sendiri. Alhamdulillah sudah bisa," kata dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang