Salin Artikel

Otodidak, Pria Bangkalan Buka Servis Mesin Cuci Pakai Video Call, Pelanggan hingga Mancanegara

Di depan layar ponselnya, ia sibuk melayani servis mesin cuci melalui video call. Bahkan, tak sedikit pelanggannya berasal dari mancanegara.

Keahliannya memperbaiki mesin cuci itu ia pelajari secara otodidak dari YouTube. Ia mulai tertarik mengulik alat pencuci pakaian itu setelah membuka usaha laundry di rumahnya.

Usaha laundry yang mulai dibuka tahun 2014 itu mulai mengalami kerusakan mesin. Miftah lalu mulai membongkar mesin cucinya dan belajar memperbaiki melalui tutorial YouTube.

"Jadi saya awalnya itu punya mesin cuci rusak. Daripada saya servis, saya punya ide untuk memperbaiki sendiri. Di situ saya mulai belajar tentang mesin cuci," ucap dia di Bangkalan, Jumat (25/4/2025).

Kecintaannya mengulik mesin cuci terus ia dalami. Sambil belajar memperbaiki, ia juga membuat konten setiap kegiatannya di ruang laundry-nya itu.

Lambat laun, usaha laundry milik Miftah mulai banyak dikenal. Tak sedikit teman dan kerabat yang lalu meminta solusi jika memiliki permasalahan di mesin cucinya.

"Jadi waktu itu teman istri saya mesin cucinya rusak, lalu minta saya ke sana. Tapi karena saat itu tidak bisa, saya bantu melalui video call, ternyata berhasil."

"Saya juga tidak menyangka bisa membantu memperbaiki hanya lewat video call," imbuh dia.

Dari situlah, Miftah lalu mulai memiliki ide untuk terus membuat konten berisi cara memperbaiki mesin cuci secara online.

Tak hanya itu, Miftah juga mulai menambah pengetahuannya untuk memperbaiki mesin dari berbagai merek.

"Lalu sekitar 2019 itu saya mulai membuat konten servis mesin dan mencantumkan nomor WhatsApp saya," ungkap dia.

Dengan cara itu, banyak nomor tak dikenal menghubungi Miftah. Mulai nomor telepon dari berbagai daerah di Indonesia hingga nomor dari sejumlah negara.

Bahkan, Miftah menjadi langganan tenaga kerja wanita (TKW) asal Hong Kong. Tak sedikit para pahlawan devisa menghubungi Miftah untuk meminta saran memperbaiki mesin cuci.

"Kebanyakan dari TKW Hong Kong, biasanya mereka selain dari YouTube juga antar mulut ke mulut. Selain itu ada dari Singapura, Abu Dhabi, Arab, dan ada juga dari Afrika," ungkap dia.

Mayoritas para TKW memilih menghubungi Miftah untuk memperbaiki mesin cuci agar tak diketahui majikannya.

Sebab, menurut cerita pelanggannya pada Miftah, majikannya akan memotong gaji jika terdapat mesin yang rusak.

"Jadi daripada mereka bawa mesin ke servis dan dipotong gaji, mereka banyak menghubungi saya. Rata-rata kerusakannya ringan, hanya karena sensor mesin tertutup kotoran atau air," sambung dia.

Dalam sekali layanan, Miftah mematok tarif Rp 250 ribu untuk pelanggan luar negeri dan Rp 150 ribu untuk pelanggan di Indonesia. Biaya itu akan dikeluarkan oleh pelanggan setelah mesin cuci berhasil diperbaiki.

"Alhamdulillah, untuk servis ringan itu 90 persen berhasil semua. Kalau untuk yang berat harus ganti alat, biasanya saya arahkan ke servis terdekat."

"Namun, jika alat itu bisa dibeli sendiri, saya pandu pemasangannya lewat video call," sambung dia.

Dalam sebulan, Miftah berhasil memperbaiki sekitar 5-8 mesin cuci melalui video call. Namun, setiap hari pelanggannya selalu datang menghubungi meminta saran dari kerusakan mesin cucinya.

"Setiap hari itu selalu ada yang menghubungi untuk mengecek tingkat kerusakannya. Karena tidak semuanya bisa ditangani dengan video call, tergantung kerusakannya," tutur dia.

Salah satu pelanggan Miftah, Rahman asal Cinere, Kota Depok, Jawa Barat, mengaku mengetahui jasa servis milik Miftah dari YouTube.

"Saya buka YouTube cari tutorial perbaiki mesin cuci. Lalu nemu channel-nya mas Miftah dan di situ ada nomornya juga, jadi langsung saya hubungi," imbuh dia.

Ia mengaku, Miftah bisa memberikan solusi untuk masalah kerusakan mesinnya. Bahkan, Miftah juga bisa memberikan saran untuk membeli item-item yang dibutuhkan untuk memperbaiki mesin.

"Jadi untuk kerusakan yang saya alami ini, door lock-nya yang bermasalah. Jadi cukup beli item itu saja lalu dipasang sendiri. Alhamdulillah sudah bisa," kata dia.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/04/25/183235378/otodidak-pria-bangkalan-buka-servis-mesin-cuci-pakai-video-call-pelanggan

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com