PONOROGO, KOMPAS.com – Plt Cabang Dinas Pendidikan Ponorogo, Adi Prayitno, mengimbau seluruh sekolah SMA dan SMK di Kabupaten Magetan dan Kabupaten Ponorogo untuk segera mengantar ijazah siswa yang masih berada di sekolah dan belum diambil.
Permintaan ini disampaikan setelah Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengingatkan pentingnya penyerahan ijazah kepada alumni.
"Kemarin Bu Gubernur Khofifah Indar Parawansa juga menyampaikan di pembukaan LKS bahwa ijazah yang tertunda segera diselesaikan dan diberikan kepada siswa alumni," ujar Adi Prayitno dalam acara halal bihalal Dharma Wanita di SMA N 1 Magetan, Rabu (23/4/2025).
Baca juga: Polemik Usaha Diana: Mulai Tahan Ijazah, Potong Gaji sampai Disegel
Adi juga menambahkan bahwa bagi siswa SMA dan SMK swasta yang kurang mampu dan memiliki tunggakan SPP, pihak sekolah diharapkan tetap menyerahkan ijazah yang belum diambil.
"Sekolah swasta memang boleh menahan ijazah karena SPP, tetapi nilai kemanusiaan harus dikedepankan. Jika siswa berasal dari keluarga kurang mampu dan masih memiliki tunggakan, ya namanya orang miskin, harus ada pemutihan, berikan saja," imbuhnya.
Lebih lanjut, Adi membuka saluran pengaduan bagi orang tua siswa maupun sekolah yang mengalami kesulitan dalam penyerahan ijazah yang masih tertahan di sekolah.
Dia menjelaskan bahwa terdapat rentang waktu yang cukup lama antara pengumuman kelulusan dan kedatangan blanko ijazah, sehingga banyak siswa yang sudah melanjutkan pendidikan atau bekerja di luar daerah dan lupa mengambil ijazah mereka.
Baca juga: Malu karena Perusahaan Diana Viral soal Tahan Ijazah, Karyawan Pilih Resign
"Bagi orang tua siswa atau pihak sekolah yang mengalami kesulitan bisa langsung melapor ke cabang dinas pendidikan. Bukan sekolah yang menahan ijazah, tetapi memang siswa belum mengambilnya."
"Ada rentang waktu lama antara pengumuman dengan blanko ijazah. Pengumuman kelulusan dilakukan pada bulan Mei, sedangkan blanko baru datang pada bulan Agustus. Siswa sudah kuliah di luar kota atau sudah bekerja, mereka lupa mengambil ijazah," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang