SUMENEP, KOMPAS.com - Setelah namanya dipanggil, Pak Abdur Rasyid (59) maju ke hadapan Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, untuk menandatangani Surat Keputusan (SK) pengangkatan dirinya sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Tenaga Guru tahun anggaran 2024.
Dengan setelan baju putih lengan panjang, celana hitam, dan pantofel hitam, Pak Rasyid dengan tenang menandatangani SK yang sudah disiapkan oleh Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Sumenep.
Saat itu, Pak Rasyid ditunjuk mewakili ratusan PPPK lainnya untuk menandatangani SK Bupati.
Baca juga: Sempat Jadi Polemik, 244 CASN Sumenep Resmi Diangkat, Termasuk Pak Guru Rasyid
Di saku bajunya sebelah kiri, dia telah menyiapkan dua bolpoin hitam, tepat di bawah pin korpri emas yang juga dipakainya saat itu.
Momen bahagia bagi Pak Rasyid itu disaksikan langsung oleh lebih dari 500 Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep yang mengikuti apel gabungan di halaman kantor Pemkab, Senin (21/4/2025).
"Tentu saja saya senang, Dek. Akhirnya dilantik," kata Pak Rasyid saat ditemui usai apel dengan wajah semringah.
Baca juga: Kapal KLM Titipan Ilahi Terbakar di Perairan Sumenep, ABK Lompat ke Laut
Awal bulan Maret lalu, Pak Rasyid sudah sempat kehilangan harapan di akhir masa pengabdiannya sebagai guru.
Secara tiba-tiba, pemerintah pusat mengeluarkan regulasi bahwa pengangkatan Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) khusus PPPK yang dinyatakan lolos baru akan dilaksanakan pada awal tahun 2026 mendatang.
Tentu saja, jika itu terealisasi, Pak Rasyid hanya bisa gigit jari. Sebab, Batas Usia Pensiun (BUP) dirinya tercatat pada bulan Desember 2025.
Pak Rasyid berangkat sendiri dari rumahnya menuju kantor Pemkab Sumenep menggunakan motor.
Katanya, momen bahagia tersebut akan menjadi semangat baru untuk lebih giat lagi mendidik anak-anaknya di dalam kelas.
Sebelum berangkat, Pak Rasyid bercerita bahwa istrinya hendak ikut pada momen membahagiakan tersebut.
Hanya saja, sambil tersenyum, dia menolak dengan halus keinginan sang istri.
"Kalau dengan istri, modalnya tidak cukup bensin saja, tapi juga perlu biaya lainnya," canda Pak Rasyid sambil tersenyum.
Pantauan Kompas.com, Pak Rasyid ternyata cukup dikenal di kalangan para guru yang diangkat menjadi PPPK.