Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dugaan "Mark Up" Data Kemiskinan, Mahasiswa Demo Kantor Dinsos Sumenep

Kompas.com, 17 April 2025, 15:56 WIB
Nur Khalis,
Icha Rastika

Tim Redaksi

SUMENEP, KOMPAS.com - Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi BEM Sumenep (Bemsu) melakukan aksi unjuk rasa di Kantor Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Kamis (17/4/2025).

Aksi unjuk rasa ini dilatarbelakangi dugaan adanya "mark up" data kemiskinan yang tercatat dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) di Dinsos P3A setempat.

Sebab, jumlah warga miskin yang terdata di DTKS Dinsos P3A berbeda jauh dengan data yang dimiliki oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sumenep.

Baca juga: Data Kemiskinan Akan Terkonsolidasi di BPS, Mensos: Sesuai Arahan Presiden

BPS mencatat, jumlah warga miskin di Kabupaten Sumenep sebanyak 196.420 jiwa.

Namun, DTKS di Dinsos P3A mencapai 647.000 jiwa.

"Mungkin Dinsos P3A sengaja menaikkan (data kemiskinan) sebagai upaya meraup keuntungan yang nantinya didistribusikan kepada sekelompok orang guna menjalin relasi kuasa," kata Hidayat dalam rilis tertulisnya di Sumenep.

Hidayat menyampaikan, timpangnya data kemiskinan dari kedua lembaga tersebut menimbulkan kecurigaan karena keduanya merupakan lembaga yang bertanggung jawab atas kesejahteraan sosial.

"Tentu ada banyak kemungkinan di balik perbedaan signifikan data kemiskinan di atas, yang pasti, tidak adanya akurasi data jelas mengancam distribusi kebutuhan kepada yang berhak menerimanya," kata dia.

Dalam aksi tersebut, sejumlah korlap bergantian melakukan orasi di atas mobil komando.

Secara umum, mahasiswa menuding bahwa Dinsos P3A telah melakukan kejahatan.

Selain berorasi, mahasiswa membentangkan spanduk kecaman dan sindiran terkait dugaan mark up data kemiskinan tersebut.

Baca juga: Mensos Gus Ipul Ajak Pemda Bersinergi dalam Pemutakhiran Data Kemiskinan

Sempat terjadi saling dorong antara mahasiswa dan aparat kepolisian yang mengamankan aksi unjuk rasa tersebut.

Sebab, mahasiswa kecewa karena tidak ditemui kepala Dinsos P3A setempat.

Karena kecewa, mahasiswa juga membakar ban dan menutup akses jalan dari kedua arah di depan kantor tersebut.

Setelah aksi unjuk rasa, Sekretaris Dinsos P3A, Kusmawti menanggapi ketimpangan jumlah data kemiskinan tersebut.

"Saya kira perbedaan data itu wajar, karena bisa karena perbedaan waktu," kata Kusmawati.

"Misalnya data yang kami Dinsos P3A pada bulan Desember, mereka (mahasiswa) menerima data di BPS misalnya Maret, otomatis ada perbedaan. Jangankan beda bulan, beda hari saja bisa berbeda datanya. Jadi wajar," ujarnya.

Baca juga: Budiman Sudjatmiko Sambangi Kantor Kemensos, Cek Data Kemiskinan

Dinsos P3A mengakui, dari ratusan ribu warga yang masuk kategori miskin, yang terlayani masih terbatas.

"Memang warga miskin yang terlayani baru sekitar 30 persen," ucap dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau