LUMAJANG, KOMPAS.com - Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mengalami erupsi kembali pada Selasa (1/4/2025).
Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur melaporkan telah terjadi lima kali erupsi antara pukul 00.00 hingga 09.00 WIB, meskipun dua di antaranya tidak dapat teramati secara visual akibat kabut yang menyelimuti gunung.
Erupsi pertama yang teramati terjadi pada pukul 00.39 WIB, dengan kolom abu berintensitas sedang setinggi 600 meter di atas puncak kawah yang mengarah ke utara.
Kemudian, erupsi kembali terjadi pada pukul 01.03 WIB, menghasilkan asap tebal setinggi 400 meter yang mengarah ke timur laut.
Baca juga: Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Tutup Selama Nyepi dan Idul Fitri
Selanjutnya, erupsi ketiga terjadi pada pukul 05.15 WIB dengan kolom letusan berintensitas sedang setinggi 400 meter mengarah ke utara.
Terakhir, erupsi terjadi pada pukul 07.00 WIB dengan kolom letusan berintensitas tebal setinggi 700 meter yang mengarah ke timur.
"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Selasa, 1 April 2025 pukul 07.00 WIB dengan tinggi kolom abu teramati 700 meter di atas puncak," ungkap petugas PPGA Semeru, Yadi Yuliandi, dalam keterangan tertulisnya.
Sebelumnya, pada Senin (31/3/2025) dari pukul 00.00 hingga 24.00 WIB, PPGA Semeru melaporkan 55 kali letusan, meskipun beberapa di antaranya tidak dapat teramati secara visual karena kondisi kabut.
Baca juga: Gunung Semeru 3 Kali Alami Erupsi Senin Pagi, Letuskan Abu Setinggi 800 Meter
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Yudhi Cahyono, menyatakan bahwa status aktivitas Gunung Semeru saat ini berada di level II atau waspada.
Ia mengimbau kepada warga untuk tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tengara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 8 kilometer dari puncak gunung.
Lebih lanjut, masyarakat juga dilarang melakukan aktivitas dalam jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, mengingat potensi perluasan awan panas dan aliran lahar yang dapat mencapai jarak 13 kilometer dari puncak.
"Waspada terhadap potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru," tambahnya.
Situasi ini diperburuk oleh cuaca yang sering diguyur hujan lebat di sekitar Gunung Semeru, yang dapat meningkatkan risiko terjadinya banjir lahar.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang